Kegiatan ini katanya juga merupakan bentuk implementasi dari citra Padang kota pintar, dan kota sehat yang berlandaskan agama, dan budaya.
“Semoga Padang ke depannya semakin sukses, semakin jaya, semakin berkembang, dan semakin mampu untuk menjadi kota metropolitan,” katanya.
Setelah penampilan dari ke-20 model, saatnya Dewan juri bekerja untuk menilai dan menetapkan siapa saja yang berhak menjadi pemenang dalam lomba tersebut.
Dewan juri tersebut yakni tiga desainer profesional seperti Fomalhaut Zamel, Deden Siswanto, dan De Irma. Dari keputusan ketiganya, ditetapkan Tasya Zita sebagai juara I, yang plakat penghargaannya diserahkan langsung oleh istri Wakil Wali Kota Padang, Ny. Sri Hayati Maigus Nasir.
Lalu disusul oleh Salsabila Hadrat meraih juara II, dan Rizka Afriyuni posisi ke tiga. Selain itu untuk favorit diraih Chintya Atmajayanti, best sewing diraih Hakim Arif Billah, best concept diraih Hengki Romeo.
Tasya Zita mengaku bangga dan bahagia karya desainnya dilirik oleh Dewan juri dan menjadi juara dalam lomba tersebut, selain itu dia mengatakan bahwa tema sulam Sisiak Ikan itu diangkat bukan hanya sebagai elemen dekoratif, melainkan sebagai simbol perjalanan anak muda yang sedang mencari jati diri.
“Saya memilih motif abstrak untuk menggambarkan pemikiran anak muda yang sedang melangkah mencari jati diri. Kadang ragu, kadang plin-plan. Makanya desain ini dinamakan Menyulam Langkah, dengan minimalist edgy with cultural,”jelasnya.
Selain itu katanya, secara filosofis makna Menyulam Langkah menggambarkan perjalanan hidup yang tidak selalu lurus, tapi penuh makna di setiap prosesnya. Gaya minimalis yang digunakan dipadukan dengan potongan tegas dan detail sulam tangan, menjadikan karyanya kuat dari sisi konsep maupun estetika.
Acara Padang Fashion summit ini juga dimeriahkan dengan penampilan dari Caca D’ Academy yang merupakan jebolan ajang pencarian bakat D’ Academy 5 asal Lubuk Begalung. (brm)
