Ia melanjutkan, Basarnas merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam penanggulangan bencana, baik di darat, laut, maupun udara. Maka pelatihan semacam ini saÂngat penting mengingat keterbatasan personel di daerah. “Di Solok Selatan, saat ini hanya ada lima orang anggota SAR. KaÂreÂnanya, keterlibatan maÂsyaÂrakat sangat diperlukan agar mampu merespons bencana secara cepat dan tepat,” ujarnya.
Wakil Bupati Solok Selatan, H Yulian Efi juga mengapresiasi kehadiran BaÂsarnas dan pemerintah pusat dalam kegiatan ini. Ia menyebut kegiatan ini bukan hanya relevan untuk kondisi darurat, tetapi juga menjadi upaya edukasi jangka panjang bagi maÂsyarakat.
“Kegiatan ini adalah momentum untuk membangun kesadaran bersama. Saya mengajak seluruh peserta menjadi agen kesiapsiagaan di lingkungan masing-masing dan tidak berhenti setelah pelatihan ini selesai,” kata Yulian Efi dalam kesempatan yang sama.
Kegiatan ini menjadi langkah awal pembentukan jejaring relawan tangguh di tingkat lokal. Dengan kolaÂborasi antara maÂsyarakat, pemerintah daeÂrah, dan Basarnas, diharapkan akan terbentuk sistem penanggulangan bencana yang responsif, inklusif, dan berkelanjutan di tengah tantangan geografis Solok Selatan yang kompleks.
“Kita berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan diperluas cakupannya agar koordinasi dalam penanggulangan bencana semakin kuat dan solid,” imbuhnya. Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan melalui metode penyampaian materi dan simulasi, dengan tujuan memberikan pemahaman praktis kepada para relawan. (ped/rel)
















