Menurut Ibnu Asis, pembangunan daerah tidak hanya berbicara tentang infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan ruang budaya, seni, dan teknologi yang mampu memfasilitasi tumbuhnya talenta lokal. Dalam konteks ini, BCN dinilai sebagai pionir dan penggerak utama ekosistem kreatif di kota wisata sejarah tersebut.
Ia juga menegaskan komitmen Pemko untuk tidak menjadikan audiensi dan kegiatan serupa sekadar seremoni tahunan, tetapi mendorong agar menjadi gerakan berkelanjutan yang melibatkan sektor pendidikan, ekonomi, teknologi, dan budaya secara aktif.
“Dukungan pemerintah bukan hanya berupa apresiasi moral, tetapi juga dalam bentuk fasilitasi, promosi, dan penyediaan ruang kreatif. Mari kita bangun Bukittinggi sebagai rumah besar bagi kreativitas,” tutupnya. (pry)




















