AZIZ CHAN, METRO–PT Semen Padang menawarkan dua program berbasis ekonomi hijau kepada seluruh Koperasi Kelurahan Merah Putih se-Kota Padang: budidaya maggot untuk pengolahan sampah organik dan budiÂdaya pohon kaliandra sebagai sumber energi terbarukan (EBT). Inisiatif ini diharapkan mendorong koperasi agar tak hanya berorientasi profit, tapi juga ramah lingkungan.
Kedua program diperkenalkan daÂlam talk show bertajuk “Penguatan Koperasi melalui Inovasi Hijau” yang digelar dalam rangka Hari Koperasi Nasional (HarkopÂnas) ke-78 di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center, pada Kamis (17/7) lalu. Acara ini juga menjadi momentum peluncuran resmi Koperasi Kelurahan Merah Putih di 104 kelurahan se-Kota Padang.
Kepala Unit Komunikasi & Kesekretariatan PT Semen Padang, Ilham Akbar, menjelaskan bahwa perusahaan tengah fokus mengembangkan sumber energi alternatif, salah satunya melalui pohon kaliandra yang memiliki nilai kalor tinggi dan dapat mengÂgantikan sebagian baÂtubara pada proses proÂduksi semen.
“Kayunya bisa jadi bahan bakar, daunnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti kambing dan sapi. Ini peluang usaha berkelanjutan yang bisa dikelola koperasi dari hulu ke hilir — mulai dari pembibitan hingga distribusi. Kami juga siap menjadi offtaker hasilnya,” ujar Ilham.
Selain EBT, ia juga meÂmaÂparkan potensi ekoÂnomi dari budidaya maggot atau larva lalat BSF (Black Soldier Fly). Maggot mamÂpu mengurai limbah orgaÂnik dengan cepat dan menghasilkan protein tinggi untuk pakan ikan.
“PT Semen Padang suÂdah menguji coba pemanfaatan maggot sebagai pakan ikan nila bersama Dr. Resti Rahayu dari Departemen Biologi FMIPA Universitas Andalas. Hasilnya sangat menjanjikan, baik dari sisi pengurangan sampah maupun dukungan terhadap ketahanan pangan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sampah anorganik pun memiliki nilai ekonomi. Bahan seperti plastik dan tekstil yang sulit didaur ulang bisa diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF), sebagai alternatif batubara untuk pabrik semen.
“Inilah prinsip sirkular ekonomi. Sampah yang dulu jadi masalah, kini bisa jadi sumber energi dan nilai tambah. Kami berharap koperasi bisa melihat ini sebagai peluang bisnis,” ujarnya.
















