“Ini adalah salah satu cara bagi kita merawat nilai nilai tradisi untuk menjaga negeri. LMB Minangkabau adalah jawaban yang solutif ketika kita dipaksa berasa di persimpangan peradaban”, kata Zal Tanjung budayawan terkemuka asal Sumatera Barat.
“ Minangkabau nagari berpayung pikiran. Payung kita tidak boleh bocor.LMB Minangkabau menjadi pagar dari duri duri perusak peradaban”, ujar Jefinil pelukis kondang dari ranah Minang yang juga merasa gamang bila Minangkabau tinggal nama.
“ Saatnya para pegiat budaya dan seni bangkit menjaga nilai nilai ke Minangkabau anak”, ujar Hasnul aktivis sosial yang peduli pada kebudayaan.
“ Terkadang waktu kita habis karena bertengkar ke bertengkar saja. Pengacau kebudayaan. Tukang keruh kebudayaan dan oknum oknum yang berladang di punggung seniman, menyingkirlah. Saatnya kita bersama sama membangun negeri dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih”, ujar Syarifuddin Arifin, penyair dari tanah Minang yang namanya mengasia-tenggara! (rel)
















