“Targetnya kita tanam hingga 1.000 hektare jagung di berbagai daerah Sumbar sampai Agustus nanti. Ini bukan hanya soal swasembada pangan, tapi juga soal ekonomi masyarakat. Kalau rata-rata panen biasanya 7 ton per hektare, kita dorong hingga bisa mencapai 10 ton. Investor menyediakan bibit, teknologi, pendampingan, bahkan penyerapan hasil panen. Semua sudah disiapkan,” terangnya.
CEO MEKAR, Pandu Aditya Kristy, menegaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal mencukupi konsumsi, tapi juga membangun kemandirian bangsa. Menurutnya, kolaborasi adalah kunci dari keberhasilan program ini. “Pemerintah, Polri, swasta, petani, semua bersinergi. Teknologi kami hadirkan agar produksi meningkat tidak hanya dari sisi kuantitas tapi juga kualitas. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan,” katanya.
Senada dengan itu, Direktur Utama Paten Mekar Tani, Ari Irpendi Putra, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk membawa teknologi langsung ke tangan petani, termasuk penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida dan pemetaan lahan melalui satelit. “Petani tak perlu khawatir dengan biaya atau peralatan. Kami hadirkan sistem dan teknologi yang mampu menjawab kendala lapangan. Dengan pemetaan satelit, kita tahu betul lahan mana yang potensial untuk dikembangkan,” jelas Ari.
Program yang diberi tema “Ba Jaguang” ini juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk Bentara Agri Indonesia, Kirana, ID Botani, Winmar, dan Gloviewer, yang memiliki komitmen terhadap kemajuan sektor pertanian, pemberdayaan petani lokal, serta pembangunan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan. (fan)
