Dalam laga terakhir penyisihan grup kontra Malaysia, Timnas Indonesia tampak dominan dalam penguasaan bola dan passing, namun tumpul di lini depan. Jens Raven gagal memaksimalkan dua peluang emas, sementara Hokky Caraka, yang masuk di babak kedua, juga belum mampu mencetak gol meski beberapa kali mengancam gawang lawan.
Absennya Arkhan dan cederanya Toni Firmansyah membuat aliran bola ke depan terhambat. Timnas dipaksa bermain melebar, namun crossing-crossing dari sayap kerap berhasil dipatahkan pertahanan Malaysia. Cedera Toni menambah daftar kekhawatiran pelatih karena minimnya kreator murni di tengah.
Dari segi pengalaman, Robi Darwis mungkin yang paling siap secara mental dan fisik untuk turun sejak awal. Namun jika ingin lebih agresif, nama Althaf Indie yang cepat dan berani menusuk dari lini kedua bisa menjadi kejutan positif.
Di sektor gelandang bertahan, jika Toni masih absen, Brandon Scheunemann atau bahkan Muhammad Ferarri bisa dijajal. Kombinasi ini diharapkan mampu menjaga intensitas dan stabilitas lini tengah, sekaligus memutus suplai bola Thailand kepada Ratree.
Semifinal melawan Thailand bukan hanya soal strategi dan stamina, tapi juga tentang harga diri dan nilai diri. Indonesia ingin membuktikan bahwa kekuatan tim nasionalnya kini setara, bahkan di atas Thailand yang selama ini dikenal punya struktur klub lebih mapan.
Jika ingin lolos ke final dan membawa pulang gelar AFF U-23 2025, Garuda Muda harus tampil penuh determinasi, cerdas dalam menekan, dan klinis di depan gawang.
Laga Jumat malam ini akan jadi bukti, apakah Garuda benar-benar sudah dewasa dalam bertarung di panggung Asia Tenggara?.
Sementara itu, laga semifinal antara Vietnam U-23 bertemu Filipina U-23, bermain duluan sekira pukul 16:00 WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). (rom)













