JAKARTA, METRO–Fabio Quartararo kembali menyuarakan kekhawatirannya terhadap performa sepeda motor Yamaha di ajang MotoGP, khususnya dalam hal pengereman.
Dilansir dari laman Crash pada Rabu (23/7), Pebalap asal Prancis itu menduga bahwa kelemahan pengereman Yamaha berkaitan erat dengan konfigurasi mesin Inline-4 yang digunakan motor M1.
Pendapat ini muncul usai penampilannya di Brno, di mana ia finis kelima pada Sprint dan keenam pada Grand Prix, meskipun memulai balapan dari baris depan.
Fabio Quartararo mengeluhkan bahwa ia harus mengerem jauh lebih awal dibanding para pesaing yang menggunakan mesin V4.
Quartararo menjelaskan bahwa pengendara dengan motor bermesin V4 dapat mengerem menggunakan kedua roda, sedangkan Yamaha hanya mengandalkan roda depan.
Hal ini menyebabkan Quartararo lebih mudah disalip saat bertarung dalam grup, terutama di lima lap pertama balapan. Padahal, menurutnya, kecepatan M1 tidak terlalu buruk di lima lap terakhir.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai kesulitan tersebut, juara dunia MotoGP 2021 itu menekankan bahwa mesin V4 menawarkan stabilitas pengereman yang lebih baik.
Pembalap berusia 26 tahun tersebut mengatakan bahwa motor Yamaha memiliki kekuatan di bagian depan, tetapi tetap mengalami kesulitan pada bagian belakang.
Quartararo merasa hal ini semakin membatasi kemampuannya untuk bersaing dalam grup, terutama saat pengereman keras dibutuhkan.
Performa sepeda motor Yamaha juga dinilainya tidak ideal saat berada dalam kelompok pebalap. Saat balapan sendirian, Quartararo mengaku bisa mengatur kecepatan dan gaya mengendarainya secara lebih efektif.
Namun, ketika berada dalam grup, ia kehilangan banyak aspek penting seperti cengkeraman belakang, tenaga, hingga aerodinamika.
Yamaha disebutnya tengah bekerja keras untuk memperbaiki kekurangan di berbagai aspek tersebut.
Quartararo meyakini bahwa konfigurasi mesin empat silinder segaris adalah inti dari sebagian besar masalah yang dihadapi Yamaha.
Pembalap juara dunia satu kali tersebut menunjuk kesamaan mesin V4 yang dimiliki oleh Ducati, KTM, dan Aprilia sebagai faktor utama di balik keunggulan ketiga pabrikan tersebut.
Meskipun tidak secara teknis memahami seluruh perbedaan antarmesin, ia mengamati bahwa hasil di lintasan mencerminkan pola yang konsisten. Menurutnya, kendala Yamaha terlihat jelas saat berhadapan langsung dengan motor-motor V4.
Yamaha sendiri berharap mesin V4 ini akan menjadi motor andalan mereka mulai musim 2026, yang juga merupakan tahun terakhir penggunaan mesin berkapasitas 1000cc dalam MotoGP.
Quartararo menyambut baik pengembangan ini dan berharap motor baru tersebut mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini menghambat performanya.
Dengan kompetisi yang semakin ketat, Yamaha harus segera menemukan solusi untuk tetap bersaing di level tertinggi. (jpg)
















