“Verrell bukan sekadar figur publik. Dia telah membuktikan komitmennya di Senayan, aktif dalam isu pendidikan, kebudayaan, hingga kepemudaan. PAN melihat Verrell sebagai contoh politisi muda yang bekerja, bukan sekadar tampil,” kata Zulhas dalam keterangannya.
Langkah PAN ini tampaknya bukan hanya strategi meraih suara dari kalangan anak-anak muda, tapi juga bentuk rebranding politik yang lebih substantif. Di saat partai lain menggandeng tokoh hiburan semata demi popularitas, PAN mencoba menyandingkan elektabilitas dengan rekam jejak kerja nyata.
Di Komisi X, Verrell Bramasta telah terlibat dalam program penguatan pendidikan nasional hingga dukungan terhadap ekonomi kreatif lokal. Verrell sendiri menyambut tantangan politik ini dengan semangat.
Dalam pernyataannya, dia menekankan bahwa kehadirannya di DPR adalah tentang kontribusi nyata, bukan hanya status. “Menjadi anggota DPR bukan cuma soal nama besar. Ini soal amanah dan kerja nyata. Saya ingin tunjukkan bahwa anak muda juga bisa hadir dan didengar di ruang pengambilan kebijakan,” ujar Verrell Bramasta.
Dengan menggandeng Verrell, PAN seakan hendak menyampaikan pesan penting. Politik masa depan butuh figur muda yang bisa menginspirasi, kompeten, dan dekat dengan rakyat. Tak hanya tampil di layar kaca, tapi juga aktif di ruang rapat kebijakan. (jpg)













