Sementara itu Marsenany menjelaskan, Politeknik Siti Nadhira memiliki tiga program studi sarjana terapan, yaitu Administrasi Perkantoran Digital, Akuntansi Bisnis Digital, dan Teknologi Rekayasa Komputer. Sistem perkuliahannya pun fleksibel dan mengedepankan praktik.
“Belajar teori selama lima semester, lalu enam sampai delapan dimagangkan langsung di lapangan, termasuk di nagari asal mereka. Sistem belajar juga bisa online dengan pertemuan sebulan satu sampai dua kali,” terangnya.
Dikatakannya lagi, lulusan dari Siti Nadhira selain dibekali keahlian teknis, juga dibentuk memahami adat istiadat Minangkabau. “Kami punya dosen adat, program bahasa Inggris dan Mandarin, serta komitmen kuat terhadap pendidikan karakter,” katanya.
Dengan dukungan berbagai pihak, Marsenany berharap Siti Nadhira bisa terus berkontribusi mencerdaskan anak bangsa, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu. “Kami ingin semua anak punya kesempatan kuliah, tanpa terkendala biaya,” ucapnya. (rmd)
















