“Artinya jika ada pengawasan ketat dari pihak berwenang maka potensi kecelakaan fatal yang bisa merenggut nyawa manusia bisa ditekan seminimal mungkin,” imbuhnya.
Huda pun membeber beberapa pemicu kecelakaan kapal di Indonesia. Mulai dari kurangnya pemeliharaan mesin, kelebihan muatan, hingga tidak diperhitungkannya stabilitas muatan. Karena itu, dia menilai penting dilakukan evaluasi terhadap standar operating procedure (SOP) pelayaran di Indonesia.
“Kami menilai perlu evaluasi dan perbaikan SOP pelayaran menyangkut prosedur muatan, pengelolaan navigasi, hingga prosedur perawatan. Selain itu, harus dipastikan jika jumlah penumpang dan muatan memang sesuai dengan kapasitas kapal,” jelasnya.
Berdasar data dari Basarnas, jumlah korban yang sudah berhasil dievakuasi pasca kebakaran KM Barcelona V sebanyak 571 orang, termasuk 3 korban meninggal dunia. Namun, penumpang yang tercatat dalam manifest pelayaran kapal tersebut hanya 280 orang. (jpg)












