Dia menambahkan bahwa berdasarkan pengamatan, hujan sudah cukup lama tidak turun di wilayah Kota Payakumbuh, dan hal ini telah mulai berdampak pada sektor pertanian, ketersediaan air bersih, hingga kehidupan sehari-hari masyarakat. “Kita sebagai hamba Allah hanya bisa memohon dengan ikhlas kepada Yang Maha Kuasa agar berkenan menurunkan hujan dan mengakhiri musim kering ini. Doa bersama ini adalah bentuk keikhlasan kita sebagai umat dan bagian dari usaha spiritual,” lanjutnya.
Sementara itu, Lurah Balai Tangah Koto, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, juga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi momentum mempererat kebersamaan masyarakat serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Payakumbuh, dalam keterangannya, menuturkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bersifat ibadah, tetapi juga bentuk edukasi keagamaan kepada masyarakat untuk senantiasa mengingat Tuhan dalam segala kondisi, termasuk ketika menghadapi bencana alam seperti kekeringan. Shalat Istisqa sendiri merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW ketika umat Muslim mengalami kekeringan panjang. Doa yang dilantunkan secara bersama-sama dipanjatkan agar Allah menurunkan rahmat-Nya dalam bentuk hujan yang membawa keberkahan. Kegiatan ini berlangsung dengan khusyuk dan penuh harap, diiringi suasana yang teduh meski panas matahari terasa menyengat. Warga tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara dengan tertib dan penuh kekhidmatan. Pemerintah Kota Payakumbuh berharap kegiatan serupa dapat terus digelorakan sebagai bentuk pendekatan spiritual sekaligus sosial dalam menghadapi tantangan alam yang datang silih berganti. (uus)
















