Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Pariaman, Hertati Taher mengakui bahwa pelaksaan ujian masuk UNAS PASIM memang sangat ketat. Hal ini dilakukan karena PASIM sendiri merupakan salah satu Universitas yang bermutu karena lulusan UNAS PASIM akan langsung bekerja.
“Seleksi awal dilakukan Tes Potensi Akademik (TPA) Logika yang difasilitasi UNAS PASIM. Ketika peserta dinyatakan lulus TPA, dilanjutkan dengan kunjungan Tim PASIM yang langsung kelapangan untuk melakukan wawancara awal, kemudian Psikotes dan Home visit. Tujuanya adalah memastikan data anak – anak tersebut benar kurang atau tidak mampu. Wawancara sendiri dilakukan untuk melihat sebesar apa keinginan anak – anak untuk kuliah di UNAS PASIM. Setelah semua seleksi dilakukan, jumlahnya akan diakumulasikan sehingga hasilnya akan menjadi rujukan untuk bisa lulus menjadi mahasiswa UNAS PASIM,” tambahnya.
Dalam kerja sama tersebut, UNAS PASIM akan memberikan keringan kepada mahasiswa program Saga Saja Plus, antara lain semua biaya kuliah ditanggung PASIM, asrama, makan dan perusahaan tempat bekerja setelah tamat. Namun UNAS PASIM akan menggunakan sistem drop out (DO) apabila nilai semester tidak mencapai target dan mahasiswa dipulangkan kedaerah asal tanpa membawa transkrip nilai sebelumnya.
“Kita berharap semua peserta bersungguh – sungguh sehingga setelah tamat kuliah mereka tidak perlu lagi mencari pekerjaan karena UNAS PASIM akan menjamin pekerjaan kepada lulusannya dengan ketentuan, gaji yang diterima nanti bersedia disumbangkan 20 % karena UNAS PASIM dengan program PUB (Pemberdayaan Umat Berkelanjutan) kembali menggunakan sumbangan tersebut untuk pembiayaan belajar mahasiswa kurang atau tidak mampu lainnya dan 20 % tersebut langsung dikelola oleh mahasiswa pertahun angkatan bukan UNAS PASIM, “ tandasnya mengakhiri.(efa)




















