Menurut Ramlan, dinding putih tidak berarti monoton. Sekolah justru bisa memanfaatkannya untuk menampilkan gambar tokoh-tokoh nasional atau pahlawan bangsa sebagai bentuk edukasi visual.
“Kita ingin Bukittinggi dikenal sebagai kota pejuang. Kota ini punya sejarah penting sebagai ibu kota negara saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Itu harus dikenalkan sejak dini kepada para pelajar,” tambahnya.
Ia berharap langkah ini menjadi bagian dari pembangunan karakter siswa di Bukittinggi, yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai perjuangan bangsa. (pry)















