PADANG, METRO – Rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) Sumbar yang dilaksanakan di Kota Padang, Senin (1/4) mengangkat lima isu strategis kesehatan di Sumbar. Lima isu yang dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesday yakni, percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN), percepatan penurunan stunting, percepatan eliminasi TBC, peningkatan cakupan mutu imunisasi serta peningkatan pencegahan pengendalian penyakit tidak menular.
“Ada lima isu yang kita paparkan dihadapan Menteri Kesehatan dalam Rakerkesda ini, dari lima isu ini yakni penurunan angka kematian AKI dan AKN, dari kunjungan ke kabupaten dan kota perlunya pendekatan sentuhan sosial melalui program yang kita miliki,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday dalam Rakerkesda di salah satu Hotel di Kota Padang, Senin (15/4).
Merry menambahkan, untuk percepatan penurunan angka stunting, selama ini di Sumbar, dari data riskesdas, angka stunting sudah menurun. Itu dilihat dari tahun 2013 yang berada pada angka 39,2 yang menurun pada 2018 di angka 30. Sedangkan, analisis situasi tuberkolosis di Sumbar dari target 70 persen pada 2018, baru mencapai 46 persen.
“Maka, untuk itu peranan semua pihak untuk meningkatkan angka capaian ini, baik provinsi, kabupaten dan kota serta stakeholder terkait,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk peningkatan cakupan imunisasi di Sumbar yang terealisasi baru pada angka 74,2 persen pada 2018, masih kurang dari capaian target yang diminta yakni 80 persen. Belum mencapai targetnya capaian imunisasi ini kemungkinan dipengaruhi dari imunisasi realisasi rubella.
“Untuk penyakit tidak menular di Sumbar, usia diatas 15 tahun pada 2018, yakni hipertensi berada diangka 25,1 persen dan diabetes diangka 1,3 persen, “ ungkapnya.
Dari data lima isu yang dipaparkan itu, tutur Merry, masih ada berapa pencapaian yang belum sesuai target. Maka untuk itu, pihaknya akan melakukan gerakan aksi bersama dengan kabupaten dan kota di Sumbar untuk mencapai target dari lima isu yang dipaparkan ini.
“Kita akan membentuk tim percepatan ini, melakukan upaya aktif dan edukasi, penguatan sarana dan prasarana serta melaksanakan gerakan masyarakat, seperti yang telah dilakukan tiga bulan berjalan di kegiatan Car Free Day (CFD),” ulasnya.
Menkes, Nila Djuwita F Moeloek mengungkapkan, lima isu yang dipaparkan ini merupakan sesuatu hal yang sangat strategis, apalagi terkait dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat mesti mendapatkan pelayanan yang optimal. Maka untuk itu, kolaborasi pusat dan daerah mesti terkelola.
“Terkelolanya antara pusat dan daerah itu, terkait dengan alat kesehatan, obat-obatan hingga sumber daya manusia. Sehingga, semua memenuhi pelayanan kesehatan dan cakupan layanan akan lebih efektif, sehingga target untuk peningkatan kesehatan masyarakat akan tercapai,” tuturnya.
Selain itu kata Nila, kegiatan promotif dan preventif yang merupakan implementasi program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) harus selalu digalakkan dan digaungkan.
“Adanya germas, seperti olahraga, makan yang bergizi, cek kesehatan berkala dan lainnya ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat karena ini merupakan salah satu cara hidup sehat, jika sehat maka hidup ini akan lebih produktif. Angka harapan hidup juga akan meningkat,” tukasnya. (fan)