“Analisis kami menunjukkan bahwa masyarakat lebih mendambakan pelayanan yang berdampak langsung dan nyata. Oleh karena itu, fokus kami saat ini adalah memaksimalkan sistem digital, pelayanan, serta pengawasan keimigrasian,” jelas Yuldi.
Meski peluncuran desain baru paspor ditunda, Yuldi menegaskan bahwa inovasi dan pembaruan layanan tidak akan berhenti.
“Penundaan ini bukan berarti menghentikan upaya memperkuat paspor Indonesia. Justru kami semakin berkomitmen untuk memperkuat sisi substansi melalui sistem keimigrasian yang lebih andal, efisien, dan adaptif,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung transformasi keimigrasian agar paspor Indonesia semakin memiliki daya saing global dan menjadi simbol kebanggaan nasional. (*/rom)












