Wabup juga harapkan setelah pelaksanaab FGD dilakukan aksi nyata untuk menjaga perkembangan endemik ikan bilih di Danau Singkarak, karena sangat berdampak besar terhadap kelangsungan perekonomin dan ketahanan pangan masyarakat kedepannya.
Sebelumnya, Kepala PKSPL-IPB University Prof. Dr. Yonvitner menyampaikan Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan peningkatan efektivitas Restocking Ikan Endemik Bilih Sumatera Barat salah satu program kerjasama pihak.
“FGD ini merupakan kerjasama Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan bersama Lembaga Riset Internasional Kemaritiman, Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB) bersama Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) didukung Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar yang akan membahas Peningkatan Produksi Ikan Kecil di Indonesia,” ujarnya.
Dia tambahkan, kegiatan penangkapan ikan bilih yang telah berlangsung lama, tentu juga berpengaruh terhadap produksi.
“Semenjak tahun 2006 penurunan sekitar 4,74% per tahun. Menurut, data yang tercatat, produksi ikan bilih tertinggi berada pada tahun 2013 yaitu sebanyak 970,072 ton per tahun dan kemudian mengalami penurunan total produksi sejak tahun 2015 yaitu 680,58 ton per tahun,” paparnya.
Lebih lanjut, Yonvitner mengatakan, penurunan hasil produksi ikan bilih ini membuktikan populasi di Danau Singkarak yang mulai terancam dan menuju kepunahan dengan status penangkapan berlebih (overfishing).
“Untuk itu melalui kegiatan FGD ini diharapkan bisa mengumpulkan masukan, partisipasi dan keterlibatan berbagai pihak dalam pelestarian dan pemanfaatan ikan bilih,” pungkasnya.
Di kesempatan tersebut juga menghadirkan narasumber yaitu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumbar Dr. Ir. Reti Wafda, M.Tp, Direktur CSR PT Semen Padang Deni Zein, Peneliti Ikan Bilih Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Hajrial Syandri, MS, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Solok Ir. Syoufitri MM. (ant)



















