“Saya hanya berusaha tetap tenang dan menjaga ritme, terutama setelah insiden kecelakaan sebelumnya membuat saya lebih berhati-hati.”
Sementara itu, Bagnaia mengakui meski tidak bisa start di barisan depan, ia tetap merasa puas dengan hasil yang diraih. Ia menyoroti suhu yang lebih rendah serta cengkeraman ban yang kurang optimal karena hujan, sebagai tantangan terbesar di balapan ini.
“Di beberapa tikungan seperti 1, 12, dan 13, bagian depan motor sangat sulit dikendalikan,” kata Bagnaia. “Tapi kami bisa bertahan dan mencetak poin penting untuk perebutan gelar, itu yang paling utama.”
CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian tim di Sachsenring. Ia menyebut kemenangan ini adalah bukti nyata dari keunggulan teknologi Ducati dan chemistry luar biasa antara pembalap dan tim.
“Menempatkan tiga motor di podium jelas bukan hal mudah, mengingat ketatnya persaingan musim ini,” ujar Domenicali. “Namun performa Marc dan kerja keras Pecco sekali lagi menunjukkan betapa kuatnya kami tahun ini.”
Kemenangan di Sachsenring menjadi akhir pekan keempat berturut-turut bagi Marc Márquez dengan kemenangan ganda—baik di Sprint Race maupun balapan utama hari Minggu. Momentum positif ini menjadi modal berharga jelang paruh kedua musim.
Tim Ducati Lenovo dijadwalkan kembali ke lintasan pada Jumat, 18 Juli mendatang di Automotodrom Brno, Republik Ceko. Balapan tersebut akan menjadi GP kedua belas musim ini sekaligus peluang berikutnya bagi Ducati untuk memperpanjang dominasinya.
Dengan performa seperti ini, sulit untuk tidak menyebut Marc Márquez sebagai kandidat utama juara dunia musim 2025. Jika momentum ini terus berlanjut, sejarah baru bisa saja kembali tercipta di MotoGP. (jpg)
















