“Tanah tempat berdirinya sekolah ini adalah tanah ulayat yang kami izinkan untuk pembanguÂnan sekolah, dengan keÂsepakatan awal satu kelas diprioritaskan untuk anak-anak lokal. Tapi ternyata komitmen itu tidak dijalankan,” tegasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun warga, sebanyak 177 calon siswa lokal di Kota Bukittinggi dinyatakan tidak lulus dalam proses PPDB tahun ini, memicu kekhawatiran akan potensi gejolak sosial di berbagai wilayah lainnya.
Sutan Rajo Bujang memÂperingatkan, jika tidak ada solusi yang jelas dari pihak Dinas Pendidikan, maka aksi serupa bisa terjadi di sekolah lain.
“Jika tidak ada penyelesaian, kami bersama PaÂrik Paga, Ninik Mamak, dan Anak Nagari Kurai akan menutup seluruh SMA di Bukittinggi,” ancamnya. (pry)
















