Bahkan, sejak kepulangannya dari Maroko pada 2008 silam, UAS pernah diminta mengisi pengajian di rumah dinas Kapolda Riau saat itu. Ia mengamini, hubungan baik tersebut terus berlanjut dengan para Kapolda berikutnya, hingga kini dengan Irjen Herry Heryawan.
“Besi bukan sembarang besi, besi yang dipakai untuk membelah kayu. Polisi bukan sembarang polisi, tapi polisi yang peduli kepada pohon kayu. Inilah dia Pak Herry,” ungkap UAS.
Lebih lanjut, UAS juga menekankan pentingnya menjaga persaudaraan meskipun terdapat perbedaan. Menurutnya, tantangan terbesar bangsa ini adalah ketidakmampuan sebagian orang untuk bersaudara dalam perbedaan.
“Orang Indonesia kalau sudah bersaudara, kadang tak siap berbeda. Kalau sudah berbeda, enggak mau bersaudara. Tapi hari ini, kita buktikan bahwa kita bisa berbeda dan tetap bersaudara,” urainya.
Dalam kesempatan yang sama, Rocky Gerung menyoroti dimensi etis dan filosofis dari pertemuan tersebut. Ia mengutip pernyataan Kapolri tentang pentingnya ‘merawat persahabatan dan menghormati perbedaan’ sebagai landasan kehidupan berbangsa. “Persahabatan yang paling jujur adalah dalam perbedaan,” tutur Rocky.
Lebih lanjut, Rocky juga menyebut Riau sebagai wilayah yang kini dikenal sebagai laboratorium gagasan Green Policing, konsep pelestarian lingkungan berbasis institusi hukum yang tengah dikembangkan oleh Polda Riau.
“Kapolda tidak hanya menanam jagung, tapi juga menanam harapan. Dia menanam kaki-kaki anak muda Riau agar mereka bisa berlari menyongsong masa depan,” pungkasnya. (jpg)
















