Demikian Usai mendapatkan rujukan ke RSUP M Djamil tersebut Deva akan melaksanakan konsultasi dengan dokter disana. Ia berharap agar segera mendapatkan penanganan agar dapat beraktifitas dan membantu perekonomian keluarganya kembali.
Sementara itu Zalmadi saat ditemui dirumah Deva mengatakan turut menyayangkan penanganan yang diberikan oleh pihak RSUD dalam kasus Deva ini. Ia mengatakan jikalau memang RSUD kekurangan alat atau sejeninya seharusnya RSUD dapat melakukan rujukan tampa perlu membuat Deva menunggu berbulan-bulan.
“Kita sangat kecewa karena Deva merupakan anak muda yang masih memiliki masa depan yang panjang sehingga ia membutuhkan penanganan secepatnya namun ia tidak mendapatkan hal yang semestinya,”ucapnya.
Ia sendiri mengatakan mendapatkan informasi kondisi Deva dari salah seorang masyarakat yang juga turut prihatin melihat kondisi Deva tergantung-gantung dan butuh tindakan segera dari pihak rumah sakit.
Kejadian ini Zalmadi mengingatkan kepada perangkat RSUD agar kejadian ini tidak terjadi berulang-ulang. “Masyarakat ini kan manusia bukan benda mati, Jika harus menunggu sampai berbulan-bulan bagaimana prosedur penanganannya itu? Kita harap pihak RSUD harus menangani pasien se segera mungkin, jangan sakit ini ditunda-tunda karena butuh penanganan cepat,”tuturnya.
Zalmadi menyebutkan dengan kondisi kekurangan alat dan mengharuskan pasien datang terus menerus tentunya hal tersebut juga merugikan pasien karena untuk hadir ke rumah sakit tersebut pasien membutuhkan biaya dan sama saja perlakuan tersebut dengan menganiaya masyarakat.
“Kenapa tidak dari dulu dilakukan perujukan? Dirujuk ini pun setelah kita koordinasi dengan managemen RSUD karena Deva ini sudah berbulan-bulan bolak-balik ke rumah sakit, seharusnya jika memang benar alatnya kurang ngapain di undur-undur? Lansung saja rujuk ke RSUP M Djamil, dan kita berharap semoga di RSUP M Djamil nanti Deva lansung mendapatkan penanganan dan jangan sampai diundur-undur seperti kejadian ini,”ungkapnya.
Zalmadi juga menyarankan kepada pihak RSUD agar tidak tebang pilih serta pandang bulu dalam melakukan pengobatan kepada masyarakat kota Padang. “Berikan pelayanan yang baik dan jika memang tidak ada alatnya lansung saja rujuk ke rumah sakit lain karena ini sampai berbulan-bulan kasihan masyarakat,”tambahnya.
Ia juga meminta kepada Pemko Padang agar kedepannya kejadian seperti ini jangan sampai terulang kembali untuk kesekian kalinya.
“Untuk penanganan pelayanan yang bersetuhan lansung dengan masyarakat butuh evaluasi secara total. Kalau perlu para dokter dan perawat disana diberikan siraman rohani sehingga mereka tau bagaimana mereka merasakan apa yang dirasakan oleh pasien, jikalau berkaitan dengan BPJS sekarang ada program Pemko Padang dimana setiap masyarakat kota Padang yang masuk rumah sakit dan dirawat itu bisa digratiskan dengan administrasi yang dapat menyusul. Yang jelas itu adalah program pemko Padang yang sudah dianggarkan oleh APBD sehingga tidak ada lagi alasan dan terulangnya kejadian seperti ini dimana sudah berbulan-bulan masih belum mendapatkan perawatan lanjutan,”tuturnya. (rom)
















