Namun, saat itu ia menolak demi menghargai Bupati Muslim Kasim. Kini, ia merasa Nagari Katapiang telah diabaikan. “Anak bana yang maanggap ayahnyo abu di ateh tunggua. Lebih baik saya keluar dari rumah,” tegasnya, mengibaratkan perasaan seorang ayah yang diusir anaknya dari rumah.
Bahkan, ia memastikan tidak akan membuka ruang dialog dengan Bupati Padangpariaman. “Kami sangat kecewa. Tiga kali dia telpon saya, tidak saya angkat. Hati saya benar-benar sakit. Saya temui dia ke rumah dinas bersama niniak mamak Katapiang. Kami tunggu 2 jam dia. Nyatanya yang kami dapat hanya kata sudah, hentikan saja pekan kebudayaan itu,” ujanya lagi.
“Tidak dibangunnya pun nagari kami ini 5 tahun ke depan, tidak masalah bagi kami. Dia benar-benar mencoreng wajah niniak mamak dan masyarakat Nagari Katapiang. Dia (bupati) anak saya, itu benar. Harus digarisbawahi dia anak dapat di jalan. Kalau kurang ajar begini, ya saya buang lagi ke jalan,” tegas Rajo Sampono.
Katanya, masyarakat di Pantai Katapiang tampak sibuk menyiapkan Pekan Budaya Nagari Katapiang. Meskipun kecewa, semangat mereka tidak surut. Perbincangan tentang kekecewaan terhadap Bupati terdengar di berbagai sudut, namun niat melanjutkan acara secara mandiri terus dikobarkan.
“Insya Allah, kami mengajak masyarakat Padangpariaman umumnya Sumatera Barat untuk menyaksikan Pekan Budaya Nagari Katapiang ,” ajak ES Sampono Rajo Panyinggahan, salah seorang niniak mamak Nagari Katapiang.
Sebelumnya, dalam keterangan resminya, Bupati Padangpariaman menyatakan penghentian Pekan Kebudayaan Daerah I dengan alasan efisiensi anggaran. Ia juga mengaku baru mengetahui bahwa kegiatan itu membutuhkan dana Rp 240 juta akibat miskomunikasi internal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padangpariaman.
Keputusan yang datang hanya lima hari menjelang pelaksanaan itu memicu kemarahan pemangku adat dan masyarakat Nagari Katapiang. Namun, dengan semangat kolektif, mereka memilih untuk tetap menggelar acara secara mandiri, menggandeng perantau dan pihak-pihak yang peduli akan kelestarian budaya lokal. (efa)
















