Lalu, di mana Alvarez akan bermain jika benar-benar mendarat di Barcelona? Posisi naturalnya adalah penyerang tengah. Namun, fleksibilitasnya membuat ia juga mampu bermain di sisi sayap, bahkan sebagai second striker.
Di sisi lain, Robert Lewandowski masih menunjukkan performa luar biasa meski telah berusia 36 tahun. Ia tetap akan menjadi penyerang utama musim depan di bawah arahan Hansi Flick. Dengan situasi ini, Alvarez bisa saja diposisikan sebagai pemain nomor 10, bermain di belakang Lewandowski, atau sebagai opsi rotasi di lini depan.
Kehadiran Lamine Yamal dan Raphinha di sektor sayap juga membuat lini serang Barca semakin kompetitif. Namun, rencana jangka panjang tampaknya lebih masuk akal. Lewandowski kemungkinan besar akan hengkang pada musim panas 2026. Saat itulah Alvarez bisa mengambil alih posisi ujung tombak secara penuh.
Dengan kata lain, pembelian Julian Alvarez bukan hanya soal kebutuhan saat ini, tapi investasi besar untuk masa depan. Ia bisa menjadi sosok sentral dalam transformasi lini depan Barcelona pasca-Lewandowski.
Namun di balik semua potensi itu, tetap saja ada pertanyaan besar: apakah Barcelona mampu mengeluarkan dana sebesar 85 juta Pound di tengah keterbatasan anggaran? Banyak pengamat menilai bahwa transfer ini akan menjadi ujian besar bagi manajemen Joan Laporta.
Satu hal yang jelas, jika transfer ini berhasil diwujudkan, maka Barcelona telah mengirimkan pesan kuat kepada para pesaingnya. Mereka belum habis. Mereka masih punya ambisi besar. Dan mereka masih ingin menguasai Spanyol dan Eropa.
Julian Alvarez bisa menjadi simbol kebangkitan baru di Camp Nou. Seorang striker modern, produktif, pekerja keras, dan berpengalaman di level tertinggi. Kini, bola ada di tangan Barcelona, apakah mereka akan berani mengambil langkah besar ini atau justru membiarkan peluang emas itu berlalu begitu saja. (jpg)
















