Pengembangan ini terfokus di tiga wilayah, yakni di Simancuang Kecamatan Pauh Duo, Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu. Ketiganya telah menghasilkan produk seperti pupuk kompos, kopi, dan beras organik.
Lebih lanjut, Direktur KKI Warsi yang diwakili oleh Project Manager KKI Warsi Sumatera Barat Rice Rahma Dewita mengatakan ketiga KPS di tiga wilayah tersebut telah melakukan pengelolaan hutan di wilayahnya termasuk memanfaatkan hutan sosial tersebut untuk meningkatkan perekonomiannya. “Dalam satu dekade masyarakat telah diberikan kewenangan untuk mengelola hutan di wilayahnya. Setelah mendapatkan izin perhutanan sosial, lalu ada refleksi apa yang didapatkan masyarakat setelah memperoleh izin tersebut,” ungkapnya pada kesempatan yang sama.
Menurutnya, selain terjadi peningkatan perekonomian dari hasil pertanian, wilayah di sekitar pemanfaatan tersebut wilayah nagari lebih terjaga, hutan terjaga, dan mata pencaharian masyarakat juga terjaga. Bahkan, dengan pengelolaan hutan yang lebih baik, ditemukan fakta di Pakan Rabaa bahwa telah terjadinya penurunan intensitas banjir dan galodo.
Sebab, selain mendapatkan pendampingan dalam pengelolaan hutan sosial dari Warsi, masyarakat juga mendapatkan bantuan pendanaan senilai Rp 500 juta selama tiga tahun. Ketiga KPS yang telah sukses ini dinilai akan mampu menjadi contoh dan rujukan dalam pemanfaatan hutan sosial bagi nagari-nagari lainnya. (ped/rel)
















