“Badikia rebana bernuansa Islami wajib kita jaga agar tidak tergerus zaman,” tutur Bupati Agam, Benni Warlis.
Menurutnya, dikia rebana bukan sekadar hiburan, tetapi cerminan kearifan lokal yang memadukan seni dan nilai-nilai keagamaan.
Dia berharap generasi muda semakin mencintai dan menekuni dikia rebana, sehingga warisan budaya Minang ini terus bergema dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Ini tanggungjawab kita bersama dalam melestarikannya. Cintai dan jaga budaya kita dari pengaruh budaya luar,” ajaknya. (pry)




















