Letak geografis Kota Padang yang berada di zona rawan gempa dan tsunami menjadikan kesiapsiagaan terhadap bencana sebagai aspek yang sangat krusial. Rumah sakit dituntut memiliki sistem tanggap darurat yang handal, terstruktur, dan teruji.
“Dalam kondisi bencana, rumah sakit akan menjadi titik akhir dalam penanganan korban. Oleh karena itu, kesiapan sangat diperlukan agar tidak terjadi kekacauan yang dapat mengganggu penanganan pasien,” jelasnya.
Simulasi akan mencakup dua skenario, yakni saat kondisi darurat terjadi dan pasca bencana. Kegiatan ini juga menjadi ajang evaluasi terhadap efektivitas SOP yang telah disusun, apakah sesuai dengan kondisi lapangan.
Ketua Komite Keselamatan Kerja RSUP M. Djamil, Katherina Welong menjelaskan, simulasi akan melibatkan 620 personel dan disaksikan oleh 27 rumah sakit lain. Lokasi titik kumpul saat simulasi tersebar di beberapa gedung, antara lain IRJ lantai 3 dan 4, Gedung COT lantai 3 (depan Bangsal THT Mata dan IBS), Gedung IPS Nonmedik lantai 3, Gedung IPD lantai 3, dan Gedung IKA lantai 3.
Skenario simulasi akan dilakukan pada 2 Juli 2025, pukul 09.00 WIB, dengan kekuatan gempa 7,9 SR, berpusat di koordinat 1°23 LS dan 98°54 BT atau 80 km barat Kota Padang, dengan kedalaman 10 km dan berpotensi tsunami. (rom/rel)
















