LIMAPULUH KOTA, METRO – Anak nagari dan masyarakat Batu Balang, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota melakukan aksi penolakan terhadap klaim Kampung Jokowi di Jorong Boncah, Minggu (14/4) pagi. Massa didominasi oleh pemuda yang merasa tak rela kampung mereka diklaim sepihak.
Pemuda Nagari Batu Balang melakukan aksi protes dengan membawa spanduk bertuliskan “Kami Anak Nagari dan Masyarakat Batu Balang Menolak Diresmikannya Kampung Jokowi.”
Seorang tokoh muda Nagari Batu Balang, Bambang mengakui, memang anak nagari dan masyarakat Batu Balang melakukan aksi penolakan terkait diresmikannya kampung Jokowi pada Jumat (12/4) sore.
”Itu rentetan dari pengklaiman Kampung Jokowi kemarin. Jadi tokoh masyarakat jo perantau geram dengan situasi itu. Sehingga masyarakat pagi tadi melakukan penolakan,” tutur Bambang, kemarin.
Kepala Jorong Boncah, Hendra menyebut bahwa memang ada spanduk di gapura bertuliskan Kampung Jokowi. Dan ini dilakukan tidak sepengetahuan kepala jorong. Namun sebelumnya pernah diberi tahu akan ada kegiatan di mana akan dihadiri pejabat dari Jakarta dan tiga menteri, tapi kapan kegiatannya tidak diberi tahu.
”Kegiatannya tidak sepengetahuan ketua jorong. Ada info sebelumnya, tapi kapan kegiatannya tidak diberitahu dengan jelas. Dan kita sebagai perangkat nagari tidak terlibat dalam politik, sehingga memang tidak hadir pada kegiatan Jumat itu,” sebut Hendra.
Dia berharap, dengan telah diberikannya spanduk penolakan Minggu pagi dan sudah memasuki Minggu tenang Pemilu dan Pilpres, klaim-mengklaim tidak ada lagi. Dia berharap, Jorong Boncah tetap seperti biasa.
”Kita tetap Jorong Boncah. Jangan gara-gara itu kita terpecah. Dan gapura yang bertuliskan Kampung Jokowi sudah bersih, dan sekarang sudah Minggu tenang, jadi tidak ada klaim-klaim kampung, kita tetap seperti biasa,” sebutnya.
Wali Nagari Batu Balang, Dasril Syopiadi menyebut, memang ada aksi penolakan dari pemuda dan masyarakat serta perantau Batu Balang. Dan untuk perencanaan ada kampung Jokowi tidak pernah ada koordinasi dengan wali nagari.
”Saya hanya dengar-dengar di warung. Kemudian dilakukan rapat koordinasi dengan Bamus terkait akan ada kedatangan ibuk Iriana Jokowi. Jika kegiatan tertutup maka kita akan pantau. Dan ternyata tidak ibuk Iriana yang datang tapi saya tidak tahu siapa yang datang,” sebut wali nagari.
Wali nagari menyebut dirinya sebagai aparat Pemerintah Nagari netral dalam politik dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon manapun. Dia juga tidak setuju jika dengan adanya Kampung Jokowi akan merubah tatanan dan nilai-nilai adat dan kebiasaan masyarakat. Namun, kalau itu terkiat politik, tentu masing-masing calon punya strategi untuk menggaet hati pemilih.
”Kalau akan mengubah tatanan adat dan kebiasaan masyarakat dengan klaim Kampung Jokowi, saya sendiri tidak setuju. Tapi karena ini politik tentu ada strategi merebut hati calon pemilih. Dan tadi (Minggu-Red) semua umbul-umbul, baliho termasuk baliho Kampung Jokowi sudah dibersihkan,” sebutnya.
Katanya, melihat komen perantau di media sosial memang terlihat menolak keras Kampung Jokowi ini. “Jadi masyarakat hanya menyampaikan aspirasi melalui spanduk dan membuat dokumentasi dan video menyatakan menolak kampung Jokowi. Tidak aksi kepada nagari atau pihak-pihak tertentu,” sebutnya.
Dia berharap, masyarakat dan pemuda Nagari Batu Balang tetap solid dan kompak. Jangan sampai karena mendukung salah satu calon saling bermusuhan dan memutus silaturrahmi antar anak nagari. “Kita berharap tetap rukun, damai dan menjaga tali silaturahmi antara kita anak nagari. Jangan sampai terpecah karena dukung mendukung pasangan calon dalam politik,” harapnya.
Kampung Jokowi
Sebelumnya, Jumat (12/5) dipasang tulisan “Kampung Jokowi” pada gerbang Jorong Bancah, Nagari Batu Balang. Penamaan Kampung Jokowi tersebut menyusul, setelah maraknya penamaan atau penyebutan kampung-kampung Jokowi. Kampung pendukung Jokowi yang telah lebih dulu dilakukan di Solo Raya, Jawa Tengah, kawasan Perkebunan Teh Nusantara VIII Dayeuhmanggung, Kecamatan Cilawu, Garut, Jawa Barat, Klaten, Jawa Tengah, dan Tangerang Selatan, Banten.
”Masyarakat Jorong Boncah ini sepakat memasang gerbang bertuliskan Kampung Jokowi. Dinamainya Kampung Jokowi di Boncah tersebut beranjak dari apresiasi masyarakat terhadap kepedulian Presiden Jokowi di dalam program prorakyat. Sebut saja PKH, dana Desa, KIP, KIS dan BPJS,” kata inisiator Kampung Jokowi di Boncah, Muhammad Bayu Vesky.
Komunitas Srikandi Indonesia merupakan sebuah komunitas yang diinisiasi oleh keluarga besar Jokowi. Fokusnya, memberdayakan perempuan terutama yang ada di desa-desa terpencil. Selain itu, Srikandi Indonesia juga ikut membangun dan merenovasi sejumlah infrastruktur seperti jalan yang rusak dan rumah ibadah. Sasaran utama pembangunan itu di daerah yang terpencil
Lebih lanjut Bayu menjelaskan, pengerjaan kampung Jokowi ini, dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat, dan dibantu oleh beberapa pihak. Kampung ini memiliki luas area perkampungan sekitar 60 hektare, yang dihuni oleh sekitar 2.500 penduduk. Dikepalai oleh seorang Kepala Jorong, di bawah Walinagari atau kepala desa. (us)