“Bagaimana bersikap pada orang tua, dievaluasi juga di rumah, apa yang dilakukan setiap harinya di rumah,” imbuhnya.
Riko juga mengungkapkan bahwa lembaga ini akan menyusun dan menetapkan standar kompetensi siswa di setiap tingkat kelas, sehingga keberhasilan penanaman karakter ini nantinya akan lebih terukur.
Empat Unit di Bawah Naungan Cahaya Amal Mulia
Riko juga menjelaskan bahwa Yayasan Cahaya Amal Mulia memiliki empat unit, namun baru tiga yang saat ini berjalan.
“Yang pertama itu adalah sekolah, SD Qur’an Cahaya Amal. Yang kedua itu MPZ-nya, Mitra Pengolah Zakat. Kita sekarang masih menginduk di bawah Risalah Charity sebagai MPZ-nya Risalah Charity. Lalu yang ketiga itu program lembaga pengembangan Qur’an,” paparnya.
Program pengembangan Qur’an ini akan segera diluncurkan, dengan fokus utama pada tahsin dewasa.
“Targetnya adalah remaja dewasa, baik itu ibu, bapak-bapak, termasuk anak-anak remaja. Kita bisa jadi pionir, nanti yang lain bisa mengikuti. Kita berangkat dari masjid ke masjid, pendekatan dari ibu-ibu majlis ta’lim, dari bapak-bapak pengajian, termasuk dari remaja masjidnya,” tutup Riko.
Program Pendidikan Tematik “Sekolah Birrul Walidain” diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik dan agamis, tetapi juga memiliki karakter mulia dan berbakti kepada orang tua. (*)
















