Pelatihan berlangsung interaktif dengan pendekatan belajar orang dewasa. Kader tidak hanya mendengar ceramah, tetapi juga bermain peran, berdiskusi aktif, dan menyusun rencana tindak lanjut untuk diterapkan di Posyandu masing-masing.
Irma Ratna Armeida, S.Gz, sebagai narasumber, mengajak peserta memahami pentingnya teknik konseling dalam edukasi gizi. Ia juga menekankan pentingnya kualitas MP-ASI, baik yang berbasis produk pabrikan maupun pangan lokal.
“MP-ASI lokal jauh lebih berkelanjutan karena memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita. Namun, yang paling penting adalah kandungannya harus memenuhi prinsip gizi seimbang, tidak hanya tinggi karbohidrat, tetapi juga cukup protein, vitamin, dan mineral,” jelas Irma.
Dengan pelatihan ini, Dinas Kesehatan Kota Solok berharap dapat melahirkan kader-kader yang bukan hanya aktif, tapi juga kompeten dan berdampak nyata dalam upaya menurunkan angka stunting dan masalah gizi lainnya. (vko)
