Sementara robot humanoid dikembangkan untuk keperluan pemindaian wajah, identifikasi biometrik, hingga pemantauan pelanggaran lalu lintas secara elektronik. “Robot ini punya kemampuan penglihatan 360 derajat dan bisa bergerak bebas di ruang publik. Negara seperti China dan Dubai sudah lebih dulu menggunakannya dalam patroli maupun pelayanan administrasi seperti perpanjangan SIM,” tambahnya.
Upaya ini turut didukung oleh industri teknologi lokal. Direktur Utama PT SARI Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja, mengatakan bahwa robot-robot tersebut merupakan karya anak bangsa yang dirancang sesuai kebutuhan unik Polri.
“Robot i-K9, misalnya, dapat beroperasi hingga 8 jam di medan ekstrem, dan telah terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk analisis perilaku,” ungkap Yohanes.
Polri berharap kehadiran robot akan memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai tugas seperti pemantauan lokasi berbahaya, penjinakan bom, pencarian dan penyelamatan korban bencana, serta tugas-tugas penegakan hukum lainnya. Tujuannya adalah mewujudkan pelayanan kepolisian yang lebih presisi, humanis, dan akuntabel.
“Ini bukan sekadar tren, tapi kebutuhan masa depan. Dengan kolaborasi dan inovasi, kita berharap wajah Polri akan semakin modern dan siap menghadapi tantangan zaman,” tutup Sandi. (jpg)













