Sementara itu Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota (Setdako), Putra Dewangga menyampaikan, untuk Kota Padang Panjang inflasi mengacu pada inflasi Kota Bukittinggi. Pada Mei 2025 yaitu 1,76 persen year of year (yoy), turun dari April yang berada pada angka 2,55 persen. “Sedangkan secara bulanan, pada April terjadi deflasi -0,77% mtm (month to month),” sebutnya.
Berdasarkan data dari BPS Padang Panjang, IPH kota ini pada minggu keempat Mei 2025 adalah -3.34 atau berfluktuasi naik jika dibandingkan minggu sebelumnya. Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, beras dan bawang merah.
“Penurunan IPH pada minggu ini masih sama dengan minggu sebelumnya dan didominasi cabai merah karena adanya kelebihan pasokan yang berasal dari daerah sentra Kabupaten Agam dan Kabupaten Solok yang sedang panen raya,” katanya.
Namun pada minggu ketiga Juni 2025 ini, ada beberapa harga komoditi yang alami penurunan harga seperti gula pasir, daging ayam broiler, cabai hijau, cabai rawit, cabai merah, susu bubuk, bawang bombai, seledri dan jeruk. Komoditi yang alami kenaikan harga di antaranya bawang merah, bawang putih, terong, bawang bombai, ikan kembung dan pisang lokal. “Namun tidak mempengaruhi daya beli masyarakat,” tuturnya. (rmd)


















