Risnaldi meyakini sinergi program pemerintah dalam konteks ini kolaborasi dengan Kemenag RI dan DPR berfokus pada penyelesaian masalah berbasis keagamaan.
Ia menilai hal ini memerlukan pendekatan holistik lintas sektor, terlebih dalam menghadapi tantangan era digital.
Risnaldi mengharapkan melalui giat ini selain bisa meningkatkan literasi media sosial masyarakat, juga dapat mengurangi penyebaran konten negatif melalui filter budaya dan agama.
Pihaknya mengakui sejumlah catatan terkait masalah prioritas daerah Pesisir Selatan. Seperti penanggulangan narkoba, penurunan kriminalitas moral dan pencegahan kasus asusila. Risnaldi secara khusus menyoroti tingginya kasus narkoba dan dekadensi moral di Pesisir Selatan. “Ini PR besar kita bersama. Data terakhir menunjukkan peningkatan kasus yang memprihatinkan,” jelasnya.
Ia mengatakan strategi pemecahan masalah lain yang bisa dilakukan adalah optimalisasi nilai “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”, penguatan peran tokoh agama dan masyarakat dan pembentukan sistem pengawasan bersama. “Kami mengajak semua komponen masyarakat, terutama generasi muda, untuk bersama-sama menciptakan Pesisir Selatan yang maju, kondusif dan berakhlak,” tegas Risnaldi menutup sambutannya.
Sementara itu, Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat melalui Plh. Kakanwil yang diwakili Al Fajri menegaskan komitmennya dalam memperkuat moderasi beragama untuk menangkal paham radikal.
“Kegiatan ini merupakan upaya strategis untuk memantapkan sinergi antar-pemangku kepentingan dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul,” tegas Al Fajri dalam sambutannya.
Al Fajri menekankan keberagaman budaya dan agama di Indonesia harus dijaga bersama. Jangan sampai paham-paham yang merongrong persatuan berkembang di tengah masyarakat.
Ia menambahkan bahwa fokus utama giat ini adalah peningkatan kualitas dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Termasuk juga penyelesaian problematika keumatan di Sumatera Barat dan penyerapan aspirasi tokoh agama dalam kebijakan keagamaan. “Kami mengharapkan masukan konstruktif dari seluruh pemuka agama untuk bersama-sama menciptakan harmoni sosial di Sumatera Barat,” tutup Al Fajri. (rio)




















