Hal ini tidak hanya memengaruhi cara masyarakat mendapatkan informasi, tetapi juga mendorong penyesuaian dalam model bisnis dan strategi periklanan media.
“Dengan hadirnya teknologi digital, terjadi perubahan besar dalam perilaku masyarakat, termasuk dalam cara mereka mengakses berita. Generasi muda kini lebih banyak memanfaatkan media digital, sehingga media konvensional terutama televisi, mengalami penurunan jumlah penonton,” jelasnya.
Dia menekankan meskipun media digital berkembang pesat, media konvensional tetap memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas informasi. Menurutnya, media arus utama selama ini memegang teguh prinsip etika jurnalistik dan proses verifikasi berita.
“Media konvensional atau media mainstream tetap menjadi rujukan kebenaran berita karena mengikuti kaidah etika jurnalistik yang benar. Ini penting, karena sekarang kita menghadapi dikotomi antara informasi yang mudah diproduksi di media digital dengan kualitas informasi yang kadang diragukan,” jelasnya.
Untuk menghadapi dinamika industri media, Ismail mendorong semua pihak, mulai dari pelaku industri, pekerja hingga akademisi, untuk ikut terlibat dalam penyusunan kebijakan yang adaptif.
“Sekali lagi perubahan ini sebuah keniscayaan, yang penting adalah bagaimana kita cepat beradaptasi, meningkatkan kompeten_si, dan pemerintah hadir untuk menjaga keseimbangan industri media sekaligus melindungi kepentingan demokrasi bangsa,” tandasnya. (jpg)
















