DOMINASI Ducati dalam beberapa musim terakhir di ajang MotoGP menuai perhatian dari berbagai pihak, termasuk dari mantan manajer Aprilia, Jan Witteveen. Sosok berpengaruh dalam perkembangan balap motor Eropa itu menyampaikan pandangannya tentang peta kekuatan terkini, perbedaan teknologi antar pabrikan, hingga harapannya untuk era MotoGP 2027 mendatang.
Di usianya yang telah menginjak 78 tahun, Witteveen masih aktif mengikuti perkembangan balap motor dunia. Ia kerap terlihat di paddock MotoGP maupun SBK, dan tetap menjalin kedekatan dengan lingkungan balap yang selama ini membesarkan namanya.
Salah satu yang disoroti Witteveen adalah regulasi teknis MotoGP yang akan berubah pada 2027, termasuk penghapusan perangkat tertentu dan pembatasan aerodinamika.
“Bagi saya masuk akal untuk melarang perangkat dan membatasi aerodinamika,” ujar Witteveen seperti dilansir dari GPone.
“Baru-baru ini di Silverstone kita melihat apa yang bisa terjadi saat holeshot belakang terkunci di motor Fabio Quartararo. Perangkat ini tidak masuk akal untuk pengembangan seri. Jika semua pabrikan menggunakannya sekarang, maka perangkat ini bisa dihapus tanpa mengubah sistem transmisi.” tambahnya.
Menurutnya, perubahan menuju era 850cc pada 2027 adalah langkah mundur yang justru positif. Pria berusia 78 itu juga mengatakan bahwa peraturan teknis seharusnya bisa lebih dilonggarkan.
“Produsen seharusnya diberi kelonggaran teknis agar para insinyur kreatif bisa bebas berinovasi,” imbuhnya.
Witteveen juga mengapresiasi kecerdikan insinyur Ducati, khususnya Luigi Dall’Igna, yang berhasil memanfaatkan celah regulasi untuk menciptakan teknologi yang mendobrak batas.
“Jika seorang insinyur menemukan sesuatu yang tidak secara eksplisit dilarang dalam peraturan, maka tidak ada yang bisa dilakukan oleh pejabat maupun lawan,” tegasnya.
Soal Ducati, Witteveen memberikan pengakuan penuh terhadap inovasi teknis yang membuat pabrikan Italia ini tak tertandingi.




















