SOLOK, METRO – Potensi sektor pertanian di Sumbar memang luar biasa. Ada kurang lebih 80 persen masyarakat Provinsi Sumbar menjalani kegiatan pertanian. Namun, tingkat kehidupan dan kesejahteraannya masih belum maksimal diperhatikan.
Demikian diungkapkan calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumbar 1, Drs Azwandi Rahman MM, Selasa (9/4) ketika bertemu dengan sejumlah petani di Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Menurut Azwandi, meski petani masih mayoritas di Sumbar, namun tingkat kesejahteraannya masih banyak yang belum memadai. Hal ini salah satu disebabkan kedaulatan petani tidak berada di tangannya, melainkan para tengkulak dan pedagang yang banyak mendapat untung dari hasil pertanian.
“Dengan alasan itu, saya berkomitmen untuk menggerakkan potensi 1.000 kelompok tani agar mampu memiliki kedaulatan sendiri. Dengan adanya kedaulatan kemandirian petani tersebut, maka petani dapat meningkatkan kesejahteraannya,” ujar Azwandi, mantan Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumbar ini.
Menurut Azwandi, ada empat langkah yang akan dilakukannya jika dipercaya masyarakat menjadi wakilnya di DPR RI periode 2019-2024 mendatang. Pertama, melakukan modernisasi sektor pertanian. Teknologi pertanian harus dilakukan. Caranya adalah dengan melakukan uji labor tanah yang akan ditanami tanaman yang cocok sehingga hasilnya maksimal.
Kedua, kata Azwandi, kualitas pasca panen hasil pertanian harus ditingkatkan. Misalnya harus ada alat pengering seperti pengeringan padi, bawang, dan sebagainya. Jika cuaca mendung, pengeringan tetap bisa dilakukan. Sehingga proses pascapanen tidak terganggu dengan kondisi alam.
Ketiga, petani harus bersatu dalam pemasaran produk pertanian yang dihasilkannya melalui usaha bersama. Untuk itu, petani harus membentuk badan usaha milik bersama yang tumbuh dari petani sendiri. Artinya, tumbuh dari bawah sendiri. Kalaupun selama ini ada koperasi yang dibentuk dari atas, sehingga petani pun banyak mengandalkan bantuan dari atas. Koperasi petani ini tentu tetap dikelola secara professional.
Keempat, petani harus berdaulat dalam kebersamaan. Selama ini petani mulai dari proses pembersihan lahan hingga panen membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan. Sedangkan pedagang pengumpul, pedagang antar daerah, hanya dalam hitungan jam atau hari, sudah mendapatkan keuntungan sekian rupiah. Sedangkan petani sudah berbulan-bulan, baru mendapat hasil penjualan. Itupun petani belum tentu untung jika diperhitungkan biaya yang sudah dikeluarkan.“Hal itu terjadi karena petani tidak memiliki kedaulatan untuk menentukan harga dan pascapanen. Karena itu, bagaimana ke depan petani didorong untuk memiliki kedaulatan sendiri,” ujar Azwandi.
Azwandi yang berasal dari keluarga petani di Alahan Panjang Kabupaten Solok sangat memahami betul persoalan petani. Sehingga jika dipercaya menjadi wakil rakyat di DPR RI sangat memahami apa yang diperjuangkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sumbar.
Azwandi Rahman, satu-satunya yang mendapatkan nomor istimewa. Azwandi mendapatkan angka 1 pada tiga hal. Pertama, partai pengusung Azwandi Rahman adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menempati urutan 1 dari semua partai politik peserta Pemilu 2019. Kedua, nomor urut Azwandi Rahman di PKB adalah nomor 1. Ketiga, daerah pemilihan Azwandi adalah Dapil Sumbar 1.
“Mudah-mudahan dengan nomor cantik tersebut, tiga nomor urut selalu berada di nomor 1, pertanda baik untuk meraih kemenangan. Sehingga bisa sampai ke Senayan, gedung DPR RI, menjadi anggota DPR RI,” kata Azwandi Rahman.
Biodata, Azwandi Rahman lahir di Alahan Panjang 27 Februari 1961. Menamatkan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Alahan Panjang (1973), SMP INS Kayutanam (1976), STM Negeri 1 Padang (1980), Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan (FPTK) IKIP Padang (1980-1984) dan Magister Manajemen Universitas Putra Indonesia YPTK Padang (2002).
Sejak mahasiswa, Azwandi sudah aktif berorganisasi. Ini terbukti dengan menjadi Ketua Senat Mahasiswa FPTK IKIP Padang (1982-1983), Pengurus DPD KNPI Sumbar 1985-1988 dan 1988-1991, Pengurus Dewan Pengurus Pusat KNPI 1996-1999.
Seiring dengan perjalanan bangsa Indonesia, tahun 1999 terjadi reformasi. Partai politik bermunculan. Azwandi termasuk salah seorang deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Sumbar. Azwandi pun dipercaya menjabat Wakil Sekretaris DPW PKB Sumbar (1999-2001). Kemudian menjabat Sekretaris DPW PKB Sumbar 2001-2006, Ketua DPW PKB Sumbar 2006-2011, Wakil Ketua PW Nahdlatul Ulama Sumbar 2010-2014, Wakil Ketua Dewan Syuro DPW PKB Sumbar 2017-2022. (boy)