Kedua, tambahnya, karena semangat dalam mempelajari Islam yang tinggi, dikhawatirkan mendapatkan sumber yang kurang tepat atau radikal bahkan menyesatkan, mengakibatkan mereka memiliki pemahaman yang radikal atau sesat.
Ketiga, dengan latar belakang keluarga mualaf itu sendiri, yang memiliki adanya perbedaan keyakinan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
“Penanaman nilai-nilai moderasi beragama ini dilakukan dengan tujuan agar mualaf yang ada di Padang Panjang dapat menerima perbedaan dan tidak ekslusif dalam keberagamaan. Serta dapat mempelajari dan memahami agama Islam dengan baik. Agama Islam yang Rahmatan Lil’alamin sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW,” terangnya.
Marlena menyebutkan, ada enam mualaf yang dibinanya. Pembinaan dilakukan sekali seminggu dengan cara mendatangi ke rumah masing-masing. “Meski mereka berbeda keyakinan dengan anggota keluarganya, namun mereka bisa menerima perbedaan itu dengan baik. Mereka bisa bertoleransi dan saling menghormati, silaturahmi tetap terjalin baik,” ujarnya. (rmd)
