“Dengan EEWS ini, nantinya akan berfungsi mendeteksi getaran awal gempa yang belum sampai ke permukaan tanah. DeÂngan begitu, masyarakat dapat memperoleh periÂngatan beberapa detik lebih awal sebelum guncaÂngan utama terjadi, dan ini sangat membantu kita, apalagi kita berada di zona merah Tsunami,’ ungkapÂnya.
Dirinya berharap sinergi antara Kota Pariaman dan Pemerintah Taiwan ini dapat berkelanjutan, sehingga silaturahmi dan jembatan hati kami sebagai pemimpin di Kota Pariaman dengan para Profesor dari Taiwan ini akan semakin kuat, ulasnya. “Ini upaya kita untuk melinduÂngi masyarakat, sebab Kota Pariaman berada di kawasan megathrust yang rawan gempa dan tsunami, dan sebagai langkah serius Pemerintah Kota Pariaman untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di wilayah pesisir,” tutupnya.
Kepala Stasiun BMKG Padang Panjang Suaidi Ahadi menyampaikan pemasangan EEWS ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi di Sumatera Barat. “Di Sumatera Barat ada 10 unit, dimana 8 unit EWS ditempatkan di Kota Padang, satu unit di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Padang Pariaman dan satu unit lagi di Kota Pariaman yang merupakan hibah dari Pemerintah Taiwan,” ujarnya.
Suaidi menambahkan selain EEWS, BMKG juga menerima hibah dari Prancis yakni alat deteksi tsunami berupa High Frequency Radar (HF Radar). Alat tersebut mampu memÂberikan informasi real-time terkait tinggi gelombang dan arah arus laut saat tsunami terjadi, ulasnya mengakhiri.
Setelah pertemuan, oÂrang nomor satu di Kota Pariaman ini mengajak seluruh rombongan untuk makan siang bersama, meÂnikmati suasana pantai di salah satu Rumah Makan di Talao Pauh sambil menikmati pemandangan laut Kota Pariaman yang ada. Selanjutnya rombongan dibawa ke Balaikota Pariaman untuk pemasangan unit EEWS dan sekaligus memberikan cenderamata miniatur Tabuik kepada rombongan dari Taiwan dan Kepala BMKG. (efa)














