“Nanti saya akan menemui Duta Besar Belanda untuk Indonesia secara langsung guna mengundang perwakilan keluarga kerajaan dalam momen bersejarah ini,” ujar Ramlan.
Lebih lanjut, ia menegaskan perlunya penelusuran sejarah lebih dalam terkait asal usul pembangunan Jam Gadang. Termasuk alasan di balik penggunaan angka Romawi IV yang ditulis tidak lazim sebagai “IIII”, serta siapa sebenarnya anak kecil yang meresmikan menara tersebut pada masa lalu.
“Bisa jadi Jam Gadang ini bukan hanya simbol kota, tapi juga hadiah khusus untuk cucu Ratu Wilhelmina. Ini perlu dikaji lebih dalam oleh sejarawan,” jelasnya.
Panitia peringatan juga akan menelusuri transformasi bentuk atap Jam Gadang yang tercatat telah mengalami tiga kali perubahan besar: pada masa penjajahan Belanda, Jepang, dan setelah kemerdekaan Indonesia.
Wali Kota menyebutkan bahwa peringatan ini telah mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut mendorong agar agenda wisata sejarah ini menjadi momentum penting mengenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda. (pry)




















