Desaku Menanti adalah tempat tinggal sementara bagi warga dari keluarga kurang mampu yang sedang dalam masa pembinaan.
Mereka diberi waktu 3 hingga 4 tahun untuk memulai hidup baru dibimbing, dibantu, dan didampingi agar kelak mampu mandiri.
Di sudut lain halaman, Septia Eka Putri, salah satu warga Desaku Menanti, memeluk anaknya yang kegirangan melihat sapi dari dekat. Matanya berkaca-kaca, bukan karena lelah, tapi karena haru.
“Dapat daging kurban itu buat kami bukan cuma soal makan. Tapi bikin kami merasa dianggap. Ada yang peduli. Ada yang datang langsung dan bilang kalian nggak sendiri,” ucapnya dengan suara bergetar.
Septia sudah dua tahun menjalani kehidupan di Desaku Menanti bersama suami dan anak-anaknya. Ia berharap, setelah masa pembinaan berakhir, ia bisa mandiri dan berdiri di atas kakinya sendiri.
“Insya Allah, ini jadi penyemangat. Saya percaya, kami juga bisa berubah dan sukses. Terima kasih untuk Pemko Padang dan Dinas Sosial yang sudah berkurban buat kami,” katanya.
Hari itu, di balik potongan-potongan daging yang dibagikan, tersembunyi sesuatu yang lebih dalam rasa dihargai, harapan baru, dan semangat untuk tidak menyerah. (brm)
