Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias menegaskan pentingnya kolaborasi antara tokoh adat dan pemerintah. “Nagari ini milik niniak mamak. Pemerintah siap bersinergi membangun Bukittinggi bersama para pemangku adat,” katanya.
Rudi Gunawan Syarfi sebelumnya menyandang gelar Sutan Rajo Bungsu, lahir di Bukittinggi pada 4 November 1971. Ia merupakan anak dari pasangan Hj. Hakimah dan Syarfi Mahmud, seorang guru.
Gelar Datuak Rajo Endah sebelumnya disandang oleh almarhum L. Datuak Rajo Endah (1930–2011), dan kini diwariskan kepada Rudi Gunawan berdasarkan musyawarah adat “bajanjang naik batanggo turun, saparuik sabuah gadang”.
Secara akademis, Rudi Gunawan menyelesaikan pendidikan di Universitas Padjadjaran Bandung (Sarjana Ekonomi, 1996) dan melanjutkan ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, meraih Magister Manajemen Teknologi (2018) dengan predikat Sangat Memuaskan.
Sebagai perantau Minangkabau, Rudi Gunawan meniti karier di berbagai perusahaan nasional dan multinasional, di antaranya: PT. Kiani Hutani Lestari (1997–2001), APP Timber Sdn Bhd (2001–2010), Total E&P Indonesie (2010–2017), Pertamina Hulu Mahakam (2017–2021), Pertamina Hulu Energi dan Pertamina Hulu Rokan (2021–2025), dan saat ini menjabat sebagai secondee INPEX Masela di bawah naungan Pertamina.
Ia menikah dengan Ika Budiwanti Patte, S.Pd., dan dikaruniai tiga orang anak, satu perempuan dan dua laki-laki. Rudi Gunawan adalah anak bungsu dari delapan bersaudara, dan memiliki belasan kemenakan yang tersebar di berbagai daerah. (pry)




















