Dengan tiga kekuatan Serie A yang mengintainya, Hojlund punya banyak opsi untuk kembali ke liga yang membesarkannya. Namun, keputusan akhir tampaknya juga bergantung pada proyek pelatih dan jaminan menit bermain.
Dari sisi Manchester United, pelepasan Hojlund bisa menjadi langkah logis untuk menyeimbangkan keuangan dan memenuhi regulasi Financial Fair Play. Terlebih, klub sudah mendatangkan Matheus Cunha dari Wolves, dan sedang mengebut transfer Bryan Mbeumo dari Brentford.
Selain Hojlund, nama-nama lain seperti Jadon Sancho, Antony, Marcus Rashford, hingga Alejandro Garnacho juga masuk daftar jual. Sayangnya, Chelsea batal mengaktifkan opsi pembelian Sancho senilai 25 juta Pounds, membuat United harus segera menjual pemain lain untuk menutup anggaran belanja.
“Melepas Hojlund di usia 22 tahun tentu disayangkan. Tapi jika performa tak kunjung membaik dan tawaran bagus datang, ini bisa jadi langkah rasional,” ungkap sumber internal klub.
Rasmus Hojlund datang ke Manchester United dengan banyak harapan, tapi sejauh ini belum bisa menjawab ekspektasi. Dengan persaingan yang semakin ketat di lini depan, dan United yang butuh dana segar untuk menyelesaikan transfer penting, pintu keluar mulai terbuka lebar bagi sang striker.
Italia bisa menjadi panggung kebangkitan bagi Hojlund. Di sana, ia pernah bersinar dan mendapatkan kepercayaan penuh. Kini, Inter Milan, Napoli, dan Juventus memberi peluang kedua. Pertanyaannya: apakah Hojlund siap mengucapkan selamat tinggal kepada Old Trafford?
Dan bagi United, ini bukan sekadar soal jual beli pemain, tapi bagian dari puzzle besar restrukturisasi di era Ruben Amorim. Dengan keputusan yang tepat, mereka bisa membentuk ulang wajah klub—dan Hojlund, mungkin, bukan bagian dari babak baru itu. (jpg)




















