Saat ini menurut Deky, pangsa Pasar pisang Cavendish sangat terbuka lebar, tidak hanya untuk memenuhi permintaan di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat serta di Provinsi Riau, namun juga diberbagai pasar modern di Indonesia. Namun menurut Deky, hal itu belum bisa terwujud karena produksi yang dihasilkan belum banyak, sehingga ia terus membina dan mengajak menanam pisang Cavendish sesuai SOP yang benar.
“Respon masyarakat sampai saat ini cukup bagus, sehingga mereka mau bersama-sama membuka dan memberdayakan lahan tidur. Mereka mau untuk dibina dan kemudian melakukan atau bertani sesuai SOP yang benar. Tentu kita harapkan nantinya mampu mendongkrak ekonomi,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, di Jorong Boncah Nagari Batu Balang saat ini ia menanam sekitar 2 ribu batang pisang Cavendish. Jika nantinya ditanam dan dikelola dengan baik, satu pohon batang pisang bisa menghasilkan 100-150 buah. “Disini kita tanam sekitar 2 ribu pohon atau rumpun, nanti kita harapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat yang memiliki lahan ini,” tambahnya.
Selain terus mewujudkan ketahanan pangan dan mengajak masyarakat mengolah atau memanfaatkan lahan tidur, Deky juga berharap Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait bisa memberikan perhatian kepada masyarakat (petani maupun pengangguran) untuk mau bertani dan menggarap lahan.
“Tentu peranan Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait (Pertanian) diharapkan bisa lebih maksimal untuk mengajak masyarakat mau mengolah lahan tidur sehingga menjadi produktif, terutama bagi generasi muda yang belum bekerja. Sementara terhadap petani, Dinas pertanian juga harus membantu terkait kendala yang dihadapi petani, terutama masalah modal usaha,” harapnya.
Sebab menurut Deky, masih banyak petani yang belum tahu/paham memanfaatkan perbankan untuk usaha pertanian mereka. “Masih, masih banyak petani kita yang belum paham terkait perbankan untuk meningkatkan atau menjalankan usaha pertanian mereka. Jadi perlu peranan yang lebih besar dari Dinas Pertanian,” tutupnya. (uus)
















