Kini, PSG menancapkan namanya dalam sejarah sebagai pemilik rekor kemenangan terbesar di final Liga Champions sepanjang masa. Mereka sukses membuat Inter Milan tak berdaya sepanjang 90 menit laga.
Gol-gol dari Hakimi dan Doue di babak pertama menjadi pembuka jalan menuju sejarah. Di babak kedua, PSG terus tampil menekan dan mengunci kemenangan dengan tiga gol tambahan yang memupus semua harapan Inter.
Kemenangan ini juga menjadi titik balik PSG yang selama ini kerap gagal di fase-fase akhir Liga Champions. Setelah sekian lama mengincar trofi si Kuping Besar, penantian mereka akhirnya terbayar lunas dengan cara yang spektakuler.
Tak hanya itu, performa gemilang PSG membuka bab baru dalam peta persaingan klub elite Eropa. Mereka tak lagi dipandang sebagai tim bertabur uang semata, tapi kini menjadi kekuatan nyata yang mampu mencetak sejarah.
PSG kini bukan sekadar penantang, melainkan juara sah Liga Champions dengan kemenangan paling meyakinkan yang pernah ada.
Jerman Kembali Jadi Tanah Keberuntungan Buat Luis Enrique
L’histoire se repete. Adagium dalam bahasa Prancis yang berarti ‘sejarah selalu berulang’ memang benar adanya. Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Luis Enrique terbukti memenangi trofi Liga Champions keduanya setelah sedekade.
Jika musim 2014-2015 Enrique juara bersama FC Barcelona, maka di 2024-2025 ini Enrique melakukannya bersama PSG.
Uniknya, tanah Jerman selalu menjadi saksi kesuksesan buat Enrique. Pada gelar Liga Champions perdananya bersama Barca sedekade yang lalu, Enrique menang 3-1 atas Juventus di Olympiastadion, Berlin.
Musim 2024-2025, giliran Allianz Arena di Munchen yang jadi saksi kedigdayaan Enrique. Pelatih 55 tahun itu menang dengan skor 5-0 atas Inter Milan.
Selain selalu sukses di stadion-stadion Jerman, menang atas klub Italia di final Liga Champions juga jadi statistik spesial Enrique.
“Sejak hari pertama di klub ini, saya mengatakan ingin memenangkan trofi penting dan PSG belum pernah memenangkan Liga Champions. Dan kini kami melakukannya untuk pertama kalinya. Ini sungguh merupakan kesenangan yang luar biasa untuk membuat banyak orang bahagia,” ujar Enrique dalam situs resmi UEFA.
Dengan capaian tersebut maka Enrique menyamai apa yang dilakukan beberapa nama pelatih tenar sebelumnya. Yaitu sukses menjuarai Liga Champions dengan tim yang berbeda.
Misalnya Carlo Ancelotti. Ancelotti jadi juara Liga Champions bersama AC Milan (2002-2003 dan 2006-2007) serta Real Madrid (2013-2014, 2021-2022, dan 2023-2024).
Lalu ada juga nama Jose Mourinho yang jadi kampiun bersama FC Porto (2003-2004) serta Inter Milan (2009-2010).
Jangan lupakan nama Pep Guardiola. Pep mengangkat Si Kuping Lebar, sebutan trofi Liga Champions, bersama FC Barcelona (2008-2009 dan 2010-2011) dan Manchester City (2022-2023).
Di luar nama-nama itu masih ada Ernst Happel yang juara bersama Feyenoord dan Hamburger SV. Kemudian Ottmar Hitzfield yang naik podium bareng Borussia Dortmund dan Bayern Munchen. Serta Jupp Heynckes yang juara bareng Real Madrid dan Bayern Munchen. (rom)
















