LIMAPULUH KOTA, METRO – Akses Sumbar-Riau kian lancar dan rancak setelah tuntasnya dibangun jembatan Kelok 9 yang memesona itu. Bisa tuntas, tak terlepas dari peran yang dilakoni Mulyadi sebagai wakil rakyat Sumbar di Senayan.
Tak hanya itu, pembangunan jalan Pangkalan-Gelugur sebagai jalan alternatif ke provinsi ‘penghasil minyak’ itu melalui Rokan Hulu, juga berkat kegigihan politisi Demokrat ini di DPR RI. Tak gigih berjuang, jangan harap dapat banyak kue APBN untuk Sumbar.
Kini Gelugur yang berada di Kecamatan Kapur IX dan berbatasan dengan Riau seakan sudah merasakan kemerdekaan hakikinya. Sebab akses keluar sudah lancar, setelah andil Mulyadi di Senayan untuk membuka akses kampung itu.
Benar, lewat tangan dingin seorang Mulyadi yang di periode 2009-2014 menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR-RI, kenagarian Gelugur baru lepas dari belenggu keterisoliran.
Gelugur, kampung yang berbatas dengan Rokan Hulu, Riau tersebut, baru tacelak sejak beberapa tahun silam. Persisnya, sebut Rul, warga Gelugur, setelah pak Mulyadi membantu dan mendorong pembangunan jalan strategis nasional di sini.
“Mulyadi sosok wakil rakyat yang totalitas berjuang untuk kepentingan daerah dan rakyat Sumbar. Pak Mulyadi lakek tangan-nya terukur dan jelas. Boleh dikata, merupakan sosok ‘pejuang’ yang dilupakan,” tambahnya.
Murni, seorang ibu rumah tangga yang setiap sepekan harus bolak-balik dari Gelugur ke Pasar Payakumbuh untuk membeli sembako, mengaku, tanpa dorongan Mulyadi, mustahil Gelugur bisa ditempuh dengan cepat. “Dulu mobil susah lewat. Sekarang, tronton saja masuk,” sebutnya.
Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar ini mendesak Kementerian PU (sekarang Kementerian PUPR) membangun akses jalan strategis nasional Gelugur. Sekarang, untuk mendatangi Gelugur, tidak akan menggunakan kendaraan kuda beban lagi layaknya zaman bahuela.
“Gelugur sudah seperti kota kecil di Kapur IX,” sebut Darman Sahladi, anggota DPRD Sumbar yang pada periode 2009-2014 adalah Ketua DPRD Limapuluh Kota.
Sekadar diketahui, untuk mempercantik Gelugur dalam proyek tahap I, Kementerian PU mengucurkan anggaran Rp70 miliar. Targetnya, ruas Pangkalan-Gelugur, Kecamatan Kapur IX harus mulus. Sementara itu, paket ke-II, bernilai Rp50 miliar digelontorkan untuk pembangunan jalan Hulu Aia, Kecamatan Harau, yang tembus ke Kubang Balambak, Kecamatan Mungka, Limapuluh Kota.
Kini Ruas Pangkalan-Gelugur sudah muluas. Tadinya hanya lebar 3,5 meter sejak didanai APBN jalan tersebut diperlebar menjadi 6 meter. Bahkan jalan ini diplanning menjadi jalan alternatif ke Riau. Sebab jalan yang selama ini dilewati, ada beberapa titik rawan longsor, antara kain Aia Putih, Kecamatan Harau maupun di Kecamatan Kuok, Riau.
Kegigihan dan kepedulian Mulyadi berjuang di Senayan untuk pembangunan infrastuktur di Sumbar, dibenarkan oleh Dahler yang pernah menjadi pimpinan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Sumbar.
“Jalan Pangkalan-Gelugur yang tadinya hanya jalan provinsi, berkat kegigihan Pak Mulyadi saat menjadi pimpinan di Komisi V DPR, akhirnya bisa didanai APBN dan menjadi jalan nasional. Kalau tak salah, 4 kali penganggaran di APBN membangun jalan alternatif menuju Riau itu, dengan menelan dana APBN sekitar Rp200 miliar,” sebut Dahler.
Pensiunan Kementerian PU ini menjelaskan, beruntung Sumbar punya wakil rakyat seperti Mulyadi. Berkat kegigihan dan diplomasi yang dimainkan di Senayan, maka Sumbar keciprat kue APBN cukup banyak. Sebutlah mulai percepatan pembangunan Kelok 9, sejumlah jalan nasional.
“Saya tahu, karena saya Satkernya di wilayah 1 Sumbar. Belum lagi di sektor pengairan, perumahan dan perhubungan. Saya dengar irigasi Batang Anai yang juga membutuhkan dana besar, juga peran dari Pak Mulyadi,”sebut Dahler.
Kepedulian Mulyadi memperjuangan pembangunan infrastruktur di Limapuluh Kota dan Payukumbuh, khususnya dan Sumbar umumnya, berbuah dengan raihan suara yang diperoleh Mulyadi pada Pileg 2014, siginifikan. Khusus di Limapuluh Kota saja, meski Mulyadi bukan putra setempat, tapi berhasil mendapatkan raihan suara terbanyak 18.352 suara mengalahkan putra setempat dan caleg lainnya.
Sedang dari 14 wakil rakyat yang lolos ke Senayan, Mulyadi juga terdepan dalam mendulang suara rakyat. Dia sukses meraih 158.528 suara. Padahal raihan suara total untuk partai, Demokrat berada pada posisi tiga setelah Gerindra dan Golkar. Golkar meraup 404.249 suara, Gerindra 348.280 suara dan Demokrat 302.231 suara.
Anggota DPRD Limapuluh Kota, Wendi Candra mengatakan, masyarakat Luak Limopuluah (Limapuluh Kota dan Payakumbuh) menjatuhkan pilihannya kepada Mulyadi, karena perjuangan dan kepeduliannya kepada daerah tinggi.
Amanah yang diberikan oleh rakyat benar-benar dilakoni dengan baik. Bahkan dia yakin masyarakat di daerah lain seperti Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Bukittinggi dan Pariaman, merasakannya pula. Kepedulian dan kegigihan Mulyadi selama diberi amanah, memuaskan rakyat. (rel)