JAKARTA, METRO–Pakar Followership Muhsin Budiono Nurhadi mengharumkan nama Indonesia di Amerika Serikat (AS). Dia meraih penghargaan The Most Intriguing Paper pada event The 4th Global Followership Conference (GFC) di AS. Penghargaan ini didapat dari paparan yang terinspirasi Khalid bin Walid, seorang komandan perang Islam di zaman Khalifah Umar.
Even GFC tersebut diselenggarakan di California pada 28-31 Mei. Sekitar 30 menit Muhsin menyampaikan makalahnya yang berjudul Power-Move Act: A Followership Lesson from Khalid ibn Al-Walid. Makalah itu disampaikan dengan format presentasi dan tanya jawab.
Dalam presentasi itu, Muhsin memperkenalkan terminologi Power-Move Act (P-M Act). Sebuah terminologi yang terinspirasi sikap mulia komandan perang pasukan muslim terhebat sepanjang sejarah Islam. Yaitu Khalid bin Walid. Seperti tercatat dalam buku sejarah, Khalid menerima dengan kepatuhan dan lapang dada atas keputusan Khalifah Umar yang mencopot jabatannya sebagai Panglima atau Jendral pasukan muslim.
Meskipun pada saat itu Khalid tidak melakukan kesalahan apapun. Bahkan dia sedang berprestasi tinggi dengan selalu meraih kemenangan di setiap perang yang dipimpinnya.
Muhsin mengatakan P-M Act merupakan terminologi yang menggambarkan sikap penerimaan kondisi shifting ekstrem dari jabatan leaders yang tinggi. Namun secara mendadak mendapat demosi berlipat maupun dicopot dari posisinya. Sehingga dia menjadi follower biasa atau bahkan tak menjabat sama sekali.
“Pada praktiknya, di organisasi maupun korporasi ada saja kondisi seseorang yang harus kehilangan jabatan secara ekstrem yang bukan sebab melakukan kesalahan atau fraud,” kata Muhsin dalam keterangannya Minggu (1/6). Muhsin menambahkan kehilangan jabatan itu bisa jadi karena restrukturisasi organisasi, tekanan eksternal, faktor politis, ataupun sebab-sebab lainnya.
Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu mengatakan, penghargaan ini juga merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi signifikan Muhsin dalam pengembangan ilmu dan praktik followership. Baik di Indonesia maupun secara global. Pada konferensi itu, Muhsin dipercaya masuk dalam kepanitiaan GFC 2025.
















