Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, selama ini manfaat kegiatan pertambangan dinikmati segelintir orang. “Masyarakat desa yang di sana, tidak ikut menikmati adanya tambang,” katanya. Bahkan banyak keluhan jalan jadi rusak, pencemaran lingkungan, dan dampak negatif lainnya.
Riza berpesan supaya keberadaan tambang di desa-desa membawa manfaat bagi warga desa. Pasalnya masih banyak desa yang berstatus tertinggal, bahkan sangat tertinggal. Dia menjelaskan di Indonesia ada 75 ribu desa lebih.
“Masih ada 10 ribuan desa yang tergolong tertinggal dan sangat tertinggal,” katanya. Kemudian masih ada 22 ribuan desa yang belum teraliri listrik. Lalu ada 10 ribuan desa yang belum menikmati akses internet. Belum lagi masalah infrastruktur, yang banyak dikeluhkan warga desa.
Dalam kesempatan yang sama Sekjen APWNU Joko Supriyanto mengatakan, selama ini mereka memberikan perhatian lebih kepada warga desa. Khususnya yang berada di area pertambangan. Saat ini anggota APWNU memiliki 100 titik tambang di penjuru Indonesia.
Dia mengakui selama ini ada kesan pengusaha tambang berjarak dengan warga desa setempat. Sementara mereka menjaga hubungan dekat dengan masyarakat desa. “Kami belum nambang, sudah tahilan dengan warga. Sudah makan bersama dengan warga,” katanya.
Joko menjelaskan setiap pertemuan dengan warga desa, selalu mendengar aspirasi mereka. Misalnya warga desa ingin dilibatkan untuk penyediaan katering pekerja tambang. Ada juga warga desa yang ingin dilibatkan pengangkutan material tambang. Permintaan tersebut diakomodir, untuk kesejahteraan warga desa setempat. (jpc)




















