Melakukan pembatasan ini untuk mencegah indikasi anak-anak sekolah menyebar hoax, main game, sehingga fokus belajar. “Kita mencegah siswa memasang handset di telinga lalu handphone disembunyikan saat belajar,” tegasnya.
SE yang dikeluarkan Disdik Sumbar juga juga terkait apa yang tidak boleh dilakukan siswa di sekolah. Seperti melarang membuat konten yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Termasuk konten lain yang tidak bermanfaat. “Seperti juga mencegah konten pornografi, intoleransi, mengganggu hak lain, konten kekerasan dan lainnya,” tegasnya.
Untuk pengawasan pembatasan handphone ini nantinya ada satgas yang memantau, agar kebijakan ini terlaksana. “Bulan baru Juni minggu pertama SE ini sudah efektif berlaku. Orang tua diimbau mendukung kebijakan ini. SE ini tiga bulan ke depan akan dievaluasi,” tegasnya.
Bersamaan dengan SE pembatasan penggunaan handphone di sekolah tersebut, juga disosialisasikan pengawasan aktivitas siswa di rumah melalui aplikasi khusus. Tentunya ini memerlukan peran orang tua. “Ada tujuh pengawasan aktivitas anak di rumah, yakni memastikan anak bangun pagi, ada aplikasinya agar wali kelas memantau anak bangun pagi,” terangnya.
Kedua, aktivitas siswa beribadah, seperti salat sunat sampai salat wajib subuh. Ketiga, aktivitas olahraga, keempat makan siang bergizi, kelima, aktivitas gemar belajar, keenam, aktivitas bermasyarakat, ketujuh, aktivitas tidur lebih cepat.
“Jam 10 harus pastikan siswa tidur. Edukasi parenting kepada orang tua, jam 10 disita handphone, WiFi dimatikan, kunci motor disita. Ini untuk mencegah tawuran dan geng motor,” tegasnya.
Sementara, dr Igha Vinda Harikha, SpKJ dari RS Jiwa Prof Saanin Padang mengatakan, bahaya dari penggunaan gadget berlebihan terhadap kesehatan fisik, dapat menyebabkan tumbuh kembang terhambat, malnutrisi, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, gangguan mata, tulang, saraf dan otot.
Sementara, gangguan kesehatan jiwa dapat berupa, gangguan kognitif, kecanduan gadget internet, depresi, ansietas (kecemasan), gangguan psikotik, self harm atau suicide (bunuh diri). (fan)




















