SMA ADABIAH 2
Prestasinya Terus Meningkat
SEKOLAH Menengah Atas (SMA) Adabiah 2 memiliki berbagai prestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sekolah Dra Ratna Gustiherlina, M. Pd.
Dia mengatakan, saat ini siswa-siswi SMA Adabiah 2 yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terus mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. “Pada tahun 2024 lalu jumlah siswa SMA Adabiah 2 yang diterima melalui jalur prestasi (SNBP) hanya 31 orang, namun di tahun ini jumlah tersebut mengalami peningkatan yakni 33 orang siswa yang diterima,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, siswa-siswi yang tidak lulus pada tes SNBP tersebut tidak patah arah, dan lebih giat lagi berjuang melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Selain itu, juga ada yang masuk PTN dengan jalur Seleksi Mandiri (SM).
“Para siswa sebelumnya telah membekali diri mereka dengan berbagai sertifikat yang di dapatkan dari mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh Perguruan Tinggi di Sumbar seperti debat bahasa Inggris, membaca berita dalam bahasa Inggris, cerdas cermat bahasa Jepang, dan sebagainya,” katanya.
Selain dibidang akademik tersebut, dia juga mengatakan, siswa SMA Adabiah 2 juga memiliki bakat dibidang olahraga dan seni. Seperti tim basket yang sudah dibuktikan dengan terpilihnya tiga orang siswa yang di boyong oleh tim basket DBL ke Jakarta, namun tidak berjalan mulus karena mengalami cidera kaki.
Prestasi dibidang olahraga taekwondo, dibuktikan oleh siswa SMA Adabiah 2 yang ikut pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) se-Indonesia dimana Pekanbaru, Riau menjadi tuan rumah dalam ajang bergengsi tersebut.
Diungkapkannya, untuk menjaga kedisiplinan siswa di sekolah, sekolah membentuk tim yang bernama K7, untuk meningkatkan keberhasilan, keindahan, kerapian, kesopanan, kesantunan, keamanan, dan kedisiplinan siswa.
“Tim tersebut akan turun ke masing-masing kelas untuk melakukan razia tanpa diberikan pemberitahuan sebelumnya, sehingga siswa harus dalam keadaan selalu rapi,” katanya.
Bagi siswa laki-laki yang memiliki rambut yang sudah panjang, wakil bidang kesiswaan memberikan pilihan kepada siswa untuk memotong rambut di luar atau di sekolah dengan mendatangkan baber shop ke sekolah dengan harga yang sama, bahkan lebih murah.
Selain itu, bagi siswa perempuan, dilarang untuk bersolek dengan memakai lipstik saat berada di sekolah, dimana didalam razia tersebut guru perempuan akan memeriksa barang bawaan didalam tas siswa perempuan.
“Dari segi berpakaian, sangat dilarang memakai rok pendek, ketat, dan yang tidak pantas. Sebagai sekolah yang pilar utamanya menekankan nilai-nilai keislaman tentu itu tidak cocok,” katanya. (***)
















