Bek tengah Micky van de Ven juga layak mendapatkan pujian besar atas aksi penyelamatan di garis gawang yang memastikan Tottenham tetap unggul.
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, tampak frustrasi sepanjang pertandingan. Meski anak asuhnya menguasai bola, mereka gagal menciptakan peluang berarti.
Kekalahan ini menambah daftar kegagalan MU musim ini yang disebut-sebut sebagai salah satu kampanye terburuk mereka dalam satu dekade terakhir.
Dengan kemenangan ini, Tottenham Hotspur tidak hanya meraih gelar Eropa pertama mereka sejak 1984, tetapi juga memastikan satu tempat di Liga Champions musim depan.
Sebuah prestasi besar yang tentunya akan disambut meriah oleh fans saat mereka menjamu Brighton & Hove Albion akhir pekan ini.
Sementara itu, bagi Manchester United, kekalahan ini menambah luka di musim yang sudah penuh tekanan.
Mereka masih punya satu laga tersisa melawan Aston Villa untuk menyelamatkan muka. Namun trofi yang mereka harapkan untuk menutup musim dengan manis kini sirna.
Bagi para penggemar Tottenham, malam di Dublin ini akan tercatat dalam sejarah klub. Setelah 17 tahun tanpa gelar, The Lilywhites akhirnya bisa merayakan trofi bergengsi di kancah Eropa.
Meski bukan melalui permainan atraktif, tekad dan disiplin mereka malam itu menjadi kunci keberhasilan—dan bukti bahwa sejarah bisa ditulis ulang kapan saja. (jpg)




















