Dia menyebut, saat ini permintaan untuk Paving Block dari bahan sampah plastik selalu ada. Karena menurutnya, Paving Block dari sampah plastik lebih bagus dan tahan lama. Dia juga bisa melayani pesanan jika harus diberi warna untuk mpercantil Paving Block sesuai deÂngan pesanan.
“Untuk saat ini pesanan Paving Block selalu ada. Kita kini melayani untuk Paving Block halaman masjid. Dan untuk saat ini kita baru menerima pesanan dari maÂsyaÂrakat Payakumbuh dan Lima puluh Kota. Untuk keluar provinsi sejauh ini belum ada, kalau ada kita layani,” ucapnya.
Dia juga menyebut, sebelu diolah menjadi Paving Block, sampah yang ada terlebih dahulu dilakukan pemilahan dan pencacahan. Setelah dicacah dijemur agar kadar airnya tidak terlalu baÂnyak. Setelah itu, baru dilakukan proses pembakaran dan pencetakan PaÂving Block.
“Terlebih dahulu kita lakukan pemilahan pakai mesin. Dan saat ini sudah ada beberapa orang pekerja disini. Dan sejauh ini kita tidak ada kendala baik dari pasokan sampah mauÂpun pemasaran,” ucapÂnya.
Kepala Dinas LingkuÂngan Hidup Kabupaten Lima Puluh Kota, Yuniwal, mengapresiasi langkah mandiri pengolahan sampah bernilai ekonomi yang sudah dilakukan Nagari Taram, Kecamatan HaÂrau. Mengingat saat ini di Lima Puluh Kota ada sekitar 160 ton sampah setiap hari dan khusus di Ibu Kota Kabupaten (IKK) ada sebanyak 23 ton.
“Ke depan kita berharap pengelolaan sampah berbasis nagari, salah satunya yang sudah dilakukan Nagari Taram dengan membuat Paving Block dari sampah plastik. Dan untuk volume sampah kita di Lima Puluh Kota mencapai 160 ton dan khusus di IKK ada 23 ton. Kita berharap kesadaran masyarakat untuk pemilahan sampah sebelum diÂbuang ke TPS 3R,” ucapÂnya. (uus)




















